Rabu 18 May 2016 14:11 WIB

Pusat Kajian Hadis Ciptakan Perpustakaan Hadis Digital

Rep: c23/ Red: Damanhuri Zuhri
Koleksi Pusat Kajian Hadis Jakarta
Foto: ROL/ Damanhuri Zuhri
Koleksi Pusat Kajian Hadis Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada dekade 1980 hingga 1990-an, belum banyak lembaga kajian hadis yang hadir di tengah-tengah umat di Indonesia. Padahal, hadis sebagai salah satu rujukan umat dalam menjalankan ibadah, cukup dibutuhkan.

Hal tersebut menjadi alasan utama Dr Ahmad Lutfi Fathullah MA mendirikan Pusat Kajian Hadis (PKH) pada 2008 lalu. Bersamaan dengan berdirinya Al-Mughni Islamic Center di Kuningan, Jakarta, PKH menempati lantai dasar dari bangunan tersebut.

Alumnus Pondok Modern Daarussalam Gontor, Ponorogo ini, mengungkapkan, berdirinya PHK bermula ketika dirinya gemar mengoleksi kitab-kitab hadis untuk kepentingan akademisnya.

Kegemaran tersebut lahir karena dirinya menyadari koleksi kitab-kitab hadis di beberapa lembaga pendidikan Islam di Indonesia masih cukup terbatas. “Waktu saya mengajar di Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, koleksinya (kitab hadis) pun masih terbatas,” katanya kepada Republika, Selasa (17/5).

Menyadari kondisi demikian, Lutfi terpacu untuk mengoleksi kitab-kitab hadis guna memperkaya perpustakaan pribadinya. Bahkan, setiap memiliki kesempatan untuk menunaikan ibadah haji maupun umrah, ia selalu menyempatkan diri berburu kita-kitab hadis yang belum dimilikinya. “Beli, koleksi lagi. Beli, koleksi lagi. Setiap tahun selalu ada saja yang saya beli,” ungkap Lutfi.

Hingga akhirnya, pada 17 Mei 2008, dengan sekitar ratusan jilid kitab hadis yang dimilikinya, Lutfi berhasil mendirikan PKH. Lahirnya PKH mendapat respons yang sangat positif dari masyarakat. Pada acara peresmiaan pun turut hadir ribuan jamaah dari berbagai daerah, puluhan ulama, serta pejabat-pejabat Pemprov DKI Jakarta.

Selain kajian hadis rutin setiap pekan, PKH juga memberikan pelayanan lain kepada umat. Yakni dengan memudahkan mereka mengakses kitab-kitab hadis melalui perpustakaan digital yang dikreasikannya.

Untuk keperluan pembuatan perpustakaan kitab hadis digital, PKH tidak murni mengkonversi kolek-koleksi kitab fisiknya ke dalam bentuk virtual. Tapi juga mengadopsi data dari sebuah situs hadis.

“Di dalam perpustakaan digital itu terdapat sekitar 5000 judul kitab hadis. Kita wakafkan untuk umat. Yang menginginkannya cukup mengunduh dan tak perlu membayar,” ungkap Lutfi menerangkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement