REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) bekerja sama dengan Yayasan Masjid Sevilla (YMS) akan membangun masjid di salah satu kota di Spanyol tersebut. Sebelumnya, YMS juga meminta dukungan kepada Pemerintah Indonesia melalui Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Kementerian Agama.
"Pekan lalu, kami bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Menteri Agama untuk meminta dukungan pembangunan masjid di Sevilla, alhamdulillah Pemerintah Indonesia menyambut positif," kata Vice President of Foundation Mosqueta de Seville, Luis Ibrahim Hernandez Martinez saat penandatanganan nota kesepahaman (MoU) kerja sama pembangunan Masjid Sevilla, di Menara 165, Jakarta, Kamis (12/5).
Pembangunan Masjid Sevilla diperkirakan membutuhkan anggaran sekitar 15 juta hingga 17 juta euro. Selain Indonesia, YMS juga melakukan safari ke berbagai negara, di antaranya Uni Emirat Arab dan Malaysia, untuk menggalang dukungan bagi pembangunan Masjid Sevilla. "Kami mendapatkan bantuan pembangunan masjid dari Malaysia sebesar satu juta euro," ungkap Luis Ibrahim.
Ia berharap, masjid tersebut nantinya tidak hanya menjadi tempat ibadah bagi 25 ribu Muslim di Sevilla, tetapi juga wadah untuk menuntut ilmu dan mengembangkan keislaman.
Luis Ibrahim menjelaskan, saat ini, umat Islam di Spanyol berjumlah sekitar dua juta orang, atau lima persen dari seluruh penduduk Spanyol.
Meski merupakan negara sekuler, Pemerintah Spanyol tak mengekang rakyatnya dalam melaksanakan ibadah agamanya masing-masing. ''Spanyol tidak mengenal Islamofobia, sehingga umat Islam tidak mengalami diskriminasi,'' katanya.
Senior Vice President Global Partnership & Communication ACT, N Imam Akhbari mengatakan, kerja sama dengan YMS bertujuan untuk memperkenalkan Islam yang rahmatan lil alamin, khususnya di Eropa.
Imam menyambut baik kerja sama ACT dengan YMS untuk membangun Masjid Sevilla. ''Ini sebuah kehormatan, karena mereka memilih ACT sebagai satu-satunya lembaga mitra dalam kerja sama itu,'' katanya kepada Republika.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
