Senin 09 May 2016 13:44 WIB

Ulama RI-Aljazair akan Saling Bertukar Kunjungan

Ulama sangat berperan dalam pembinaan umatnya (Ilustrasi)
Foto: Republika
Ulama sangat berperan dalam pembinaan umatnya (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia dan Aljazair sepakat untuk meningkatkan hubungan kerja sama bilateral kedua negara, khususnya di bidang keagamaan.

Kesepakatan tersebut dicapai pada pertemuan antara Duta Besar RI untuk Aljazair Safira Machrusah dengan Menteri Agama dan Wakaf Aljazair Mohamed Aissa di kantor Kementerian Agama Aljazair.

Kesepakatan untuk penguatan kerja sama keagamaan itu akan segera ditindaklanjuti melalui pencanangan sejumlah program yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat. Dubes RI Safira Machrusah mengusulkan kerja sama dalam bentuk pertukaran kunjungan ulama untuk menangkal radikalisme dan fundamentalisme di kedua negara.

Pertukaran kunjungan ulama itu diusulkan mengingat Aljazair dan Indonesia memiliki pengalaman yang hampir sama dalam menghadapi isu terorisme.

"Kita tahu Indonesia sama sekali belum aman dari ancaman terorisme. Karena itu kerjasama dalam menyebarkan Islam moderat antar kedua negara ini sangat strategis," ujar Dubes Safira.

"Kita membutuhkan dukungan dari para ulama Aljazair untuk bersama-sama mendorong penyebaran Islam moderat ke masyarakat di kedua negara," lanjut dia. Serangan teroris di Indonesia terakhir kali terjadi pada Januari 2016 di ibu kota Jakarta, sementara Aljazair hingga saat ini kerap menerima serangan dari kelompok-kelompok teroris, khususnya di wilayah selatan negara itu.

Dalam pertemuan tersebut disepakati bahwa pertukaran kunjungan ulama kedua negara akan dilakukan lebih intensif, terutama untuk menyebarkan Islam moderat dan membendung perkembangan paham-paham radikal. Menteri Mohamed Aissa mengatakan bahwa Aljazair terus berupaya memerangi terorisme dalam segala bentuk.

"Tentu saja kami sangat mengapresiasi dukungan dan kerja sama melawan terorisme dari Indonesia. Pertukaran kunjungan ulama moderat bisa menjadi salah satu alternatif untuk mencegah pemikiran radikal berkembang di kalangan masyarakat," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement