REPUBLIKA.CO.ID,RIYADH— Arab Saudi berencana menambah kuota umrah tiap tahunnya. Dari yang semula 8 juta pertahun menjadi 30 juta pertahun menghadapi Visi 2030.
Rencana ini termasuk Visi 2030 yang dicanangkan oleh negara petro dolar itu untuk membantu mengurangi ketergantungan Saudi pada pendapatan dari sektor minyak dan melakukan diversifikasi ekonomi selama 14 tahun ke depan.
Wakil Putra Mahkota yang juga merupakan Menteri Pertahanan dan ketua komite pengawas kebijakan ekonomi Mohammed bin Salman, seperti dilansir laman Aljazirah, Senin (25/4), mengatakan untuk merealisasikan target 30 juta jamaah umrah pertahun itu, pemerintah akan membangun fasilitatas-fasilitas vital pendukung.
Di antaranya, Bandara Jeddah baru, Bandara Thaif, dan fasilitas pendukung lain di Makkah, serta pengembungan wilayah yang ada di sektar Makkah.
Di sektor pariwisata juga, ungkap Mohammed, pemerintah juga akan membangun museum Islam yang digadang-gadang sebagai museum terbesar di dunia. Lokasinya direncanakan berada di Riyadh dan menargetkan wisataman mancanegara yang non-Muslim.
Arab Saudi juga berencana menjual saham perusahaan minyak negara Aramco dan mengatur sumber dana terbesar negara itu agar sejalan dengan rencana serta membangun Reksa Dana Umum agar dapat menjadi pemain utama di pasar global.
Kurang dari lima persen saham Aramco akan dijual. “Aramco sangat besar. Ini diperkirakan di antara dua triliun hingga dua setengah triliun," ujarnya.