Jumat 15 Apr 2016 08:44 WIB

Wudhu Kita Menyelamatkan Kita

Wudhu (ilustrasi)
Foto:
wudhu (ilustrasi)

"Kemudian," lanjut Nabi SAW ,"(tidaklah) ia membasuh kedua tangannya sampai ke siku, melainkan gugurlah dasa-dosa tangannya bersama air wudhu melalui jari-jari tangannya."

Kita yang paling paham seberapa banyak tangan kita berlumuran dosa. Di era media sosial dan gawai yang menyita banyak waktu kita, jemari kita memainkan peranan penting. Apakah kita menggunakannya untuk kesia-siaan atau sebuah kemanfaatan? Kita yang paling tahu. Yang pasti Allah menyiapkan basuhan tangan dan jemari saat wudhu sebagai sarana penggugur dosa. Tinggal kita apakah bersungguh-sungguh ingin dimaafkan dosa-dosa jemari kita atau hanya menggugurkan ritual wudhu yang kerap kita lakukan.

"Kemudian (tidaklah) ia mengusap kepalanya, melainkan gugur dosa-dasa kepalanya bersama air melalui ujung-ujung rambutnya, kemudian (tidaklah) ia membasuh kedua kakinya, melainkan gugur dosa-dasa kakinya bersama air melalui ujung-ujung jari kakinya," sabda Nabi SAW menutup penjelasannya.

Kepala adalah tempat kita berpikir, tempat lintasan pikiran dan niat muncul. Mungkin lisan kita selamat dari mencerca saudara dan sejawat. Namun belum tentu lintasan pikiran kita selamat dari mencari-cari keburukan orang lain.

Kita juga amat perlu bertanya. Berapa langkah kaki yang kita lakukan setiap hari? berapa yang melangkah ke tempat-tempat baik dan berapa langkah yang menuju tempat-tempat maksiat?

Wudhu, seperti sabda Nabi SAW semoga bisa menggugurkan dosa-dosa anggota tubuh kita yang penuh dosa ini. Jika dalam sehari minimal kita melakukannya lima kali, tentu dengan kesadaran dosa kita yang amat menggunung ini, wudhu bisa menjadi ritual yang dilakukan jauh lebih banyak dari ritual wajib yang lima kali itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement