Kamis 14 Apr 2016 16:12 WIB

Generasi Emas Indonesia Terancam Rokok, Narkoba, dan Alkohol

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Pemuda pemudi Indonesia
Foto:

Emil mengatakan, dalam roadmap industri tembakau oleh Kementerian Perindustrian, produksi rokok Indonesia pada 2016 diproyeksikan mencapai 421,1 miliar batang, dan pada 2020 sebesar 524,2 miliar batang. Dari total produksi rokok yang diproyeksikan tersebut, paling banyak peningkatannya adalah sigaret keretek mesin mild, yaitu dari 121,3 miliar batang pada 2016 menjadi 306,2 miliar batang pada 2020.

Angka peningkatan jenis rokok tersebut lebih tinggi bila dibandingkan rokok jenis lain seperti sigaret keretek tangan, yakni dari 77,1 miliar batang menjadi 77,5 miliar batang, dan sigaret keretek mesin reguler dari 122,6 miliar batang menjadi 147,3 miliar batang. Sementara itu, sigaret putih mesin meningkat dari 23,2 miliar batang menjadi 27,7 miliar batang. 

"Rokok jenis sigaret kretek mesin mild lebih disukai anak-anak muda, apalagi didukung dengan imej bahwa merokok bikin macho," ujar Emil. 

Emil menilai ada regulasi yang tidak sejalan dalam upaya untuk mendukung bonus demografi tersebut. Menurut Emil, Presiden Joko Widodo sudah memutuskan untuk berfokus menurunkan prevalensi perokok usia 18 tahun ke bawah sebesar 25 persen dalam lima tahun, yakni dari 7,2 pada 2013 menjadi 5,4 pada 2019. Selain itu, pemerintah daerah DKI Jakarta juga telah melarang pemasangan iklan rokok karena dapat mengancam kesehatan.   

"Kebijakan Kementerian Perindustrian dalam roadmap industri tembakau bertentangan dengan kebijakan presiden yang mau menurunkan prevalensi usia produktif," kata Emil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement