REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Pembina Indonesia International Institute for Life Sciences Emil Salim mengatakan, pada 2020-2045 Indonesia akan mengalami bonus demografi, yakni tingginya usia produktif mencapai optimal. Namun, kualitas penduduk dalam bonus demografi tersebut akan sangat mengkhawatirkan karena konsumsi produk yang merugikan, salah satunya rokok.
Emil menjelaskan, bonus demografi tersebut sebenarnya dapat menjadi peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan mempersiapkan kualitas sumber daya manusia yang mumpuni. Namun, sayangnya, investasi sumber daya manusia ini mengkhawatirkan karena konsumsi rokok.
"Pemerintah harus mengutamakan kualitas kesehatan generasi di usia 15-19 tahun agar bisa lepas landas pada 2045, namun generasi ini yang paling banyak disasar oleh industri rokok," ujar Emil, dalam diskusi Ekonomi Indonesia dalam Bahaya Rokok, di Jakarta, Kamis (14/4).
Emil menambahkan, untuk mewujudkan generasi muda yang berkualitas, maka tantangan dari produk yang merugikan seperti rokok, narkoba, dan alkohol harus diperhatikan secara saksama. Sebab, hal tersebut memengaruhi kualitas dan kesehatan generasi muda. Apalagi, target pasar industri rokok saat ini sudah beralih ke anak muda, yang pada beberapa tahun ke depan akan menjadi harapan bangsa.