REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia adalah negara ke-7 yang memiliki cadangan terbesar air tawar terbarukan di dunia dengan volume mencapai 2.019 kilometer kubik per tahun. Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara sudah mengalami defisit air.
"Baik itu karena cadangan air yang berkurang akibat perubahan tata guna lahan maupun juga karena perubahan demografis akibat urbanisasi,” ujar Manager Program Semesta Hijau Dompet Dhuafa Syamsul Ardiansyah baru-baru ini.
Syamsul mengatakan untuk penyediaan, kesenjangan antara persediaan dengan permintaan tidak bisa dipenuhi oleh PDAM karena berbagai sebab. Salah satunya adalah inefisiensi dalam pengelolaan PDAM. Mahkamah Konstitusi sudah membatalkan Undang-Undang Pengelolaan Sumber Daya Air yang sebenarnya penting. Menjadi alarm bagi negara untuk menghentikan privatisasi sumber daya air.
Secara esensi, air adalah benda publik yang mestinya diatur oleh publik. Tanggungjawab utama dalam pengelolaan air memang berada di tangan pemerintah. Namun, masyarakat juga dapat mengambil inisiatif ambil bagian dalam pengelolaan air dengan skema investasi sosial.
Secara nasional, hingga 2015 lalu, baru 22 persen masyarakat yang terlayani sambungan air bersih melalui pipa dan 20 persen masyarakat masih buang air besar sembarangan. Tantangan pemenuhan hak atas air bersih dan sanitasi layak masih cukup besar.
Salah-satu strategi yang mungkin bisa dikembangkan adalah mendorong peran aktif lembaga-lembaga pengelola dana dan aset umat seperti lembaga zakat untuk turut mengisi bolong-bolong pembiayaan dalam hal pemenuhan akses air bersih dan sanitasi.
Dengan potensi dana zakat yang mencapai Rp 123 hingga Rp 217 triliun, dengan mengoptimalkan penghimpunan dan menekankan efektivitas dalam pendayagunaan serta memperkuat dimensi pemberdayaan. "Kekuatan ekonomi zakat dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap pengentasan kemiskinan yang akan memberi jalan bagi perbaikan akses terhadap air bersih dan sanitasi,” kata dia.
Soal isu air, bentuk investasi sosial yang dilakukan Dompet Dhuafa adalah melalui program Air untuk Kehidupan. Program ini bertujuan memberikan kemudahan akses air bersih untuk dhuafa di daerah krisis air.
Program yang dimulai pada 2008 ini berada di lima belas titik yang tersebar dari Sumatra hingga Sulawesi dan Nusa Tenggara Timut (NTT). Ada empat macam model dalam program ini yaitu pipanisasi, pengeboran, penampungan air hujan, dan penyaringan dan desalinasi. Ada lebih dari 39 ribu yang menjadi penerima manfaat dari program ini.