Jumat 25 Mar 2016 05:38 WIB

Menelisik Sejarah Penggunaan Kertas dalam Tradisi Literatur Islam (1)

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Julkifli Marbun
Peta kekuasaan Daulah Abbasiyah.
Foto: wordpress.com
Peta kekuasaan Daulah Abbasiyah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kontak antara bangsa Arab dan Cina yang berlangsung selama abad kedelapan membawa perubahan besar dalam tradisi penulisan naskah di dunia Islam. Masyarakat Arab yang sebelumnya terbiasa menulis di atas lembaran kulit binatang atau kulit kayu, mulai mengdopsi budaya Cina yaitu menuliskan teks-teks di atas kertas.

Pertempuran Talas yang melibatkan Kekhalifahan Abbasiyah dan Dinasti Tang pada 751, menyebabkan tertawannya sejumlah orang Cina oleh tentara Arab. Penulis asal Persia dari abad kesepuluh, al-Tha'alibi mengisahkan, di antara tawanan perang Cina yang ditangkap itu ada yang dibawa ke Samarkand. Di kota itu, mereka lalu bekerja pengrajin dan memproduksi kertas dalam skala besar.

“Produksi kertas pada waktu itu bahkan sampai menjadi komoditas ekspor yang penting bagi masyarakat Samarkand. Nilainya secara universal diakui dan digunakan oleh banyak orang di mana-mana,” ungkap al-Tha'alibi seperti dikutip Lindsey Hobbs dalam karya tulisnya, The Islamic Codex.

Pada saat yang bersamaan, para sarjana Muslim di Abbasiyah tengah memfokuskan perhatian mereka terhadap studi naskah-naskah kuno. Kehadiran kertas di tengah-tengah peradaban Arab pada akhirnya membantu mereka memperoleh material yang lebih efisien untuk digunakan sebagai media penyalinan naskah tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement