Kamis 17 Mar 2016 11:22 WIB

5 Masalah Besar Jawa Barat yang Harus 'Diperangi'

Rep: arie/ Red: Muhammad Subarkah
Polisi menggiring kurir narkoba berinisial, GN yang ditangkap beserta barang bukti tiga kilogram sabu serta 15 butir ekstasi di Mapolair Polda Kepri, Batam, Provinsi Kepulauan Riau, Senin (7/3).
Foto: Antara/M N Kanwa
Polisi menggiring kurir narkoba berinisial, GN yang ditangkap beserta barang bukti tiga kilogram sabu serta 15 butir ekstasi di Mapolair Polda Kepri, Batam, Provinsi Kepulauan Riau, Senin (7/3).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jabar, harus berkerja keras menghadapi kondisi masyarakat saat ini. Menurut Ketua MUI Jabar, Rachmat Syafei, ada lima masalah besar yang harus dihadapi oleh semua pengurus MUI Jabar.

"Semua ulama, harus berperang menghadapi lima masalah ini," ujar Rachmat saat memberikan sambutan di acara Taaruf dan Pengukuhan Dewan Pimpinan MUI Jabar, Kamis (17/3).

Rachmat mengatakan, masalah tersebut yang pertama adalah Narkoba. Saat ini, BNN sangat serius memberantas narkoba. Bahkan, anggarannya mencapai Rp 23 triliun.

"Ini sangat merusak umat. Bagaiamana MUI berperan mencegah narkoba. Karena, pencegahan sangat berat dibandingkan penanggulangan," katanya.

Masalah kedua, kata dia, adalah terorisme. Ulama, harus berperan mencegah ini. Ketiga, masalah prostitusi. Dua pekan lalu, di Bandung terbongkar prostitusi on line.

"Bagaimana peran ulama untuk menghadapi prostitusi. Ini masalah penting, karena dikhutbah gerhana matahari pun, nabi mengingatkan tentang zinah," katanya.  

Keempat, kata dia, masalah korupsi. Ini, menjadi masalah bangsa yang harus dicarikan penyelesainnya.

Selanjutnya, kata dia, masalah yang terakhir adalah aliran sesat yang saat ini masih menjadi masalah sangat serius.  Bahkan, ada pernyataan, aliran sesat ada karena ulamanya belum hadir disitu. "Ini harus dipikirkan bagaimana menghadirkan ulama dimasyarakat," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement