Selasa 15 Mar 2016 04:31 WIB

Pemberantasan Terorisme tak Beda dengan Penumpasan Komji

Densus 88 Polri
Foto:
Aksi Detasemen Khusus (Densus) 88 ketika menggerebek rumah terduga teroris. (ilustrasi).

Melihat kenyataan iu, Busyro kemudian meminta agar umat Islam waspada sekaligus paham terhadap upaya adu domba yang pada intinya sedang berusaha menafikan potensi umat Islam dan ajaran agama Islam. Cara ini, misalnya, dilakukan dengan secara terus-menerus membenturkan pertentangan antara Pancasila dan ajaran Islam dan mengulang-ulang terus tuduhan bahwa Muslim Indonesia tak nasionalis karena ingin membentuk negara tersendiri.

‘’Ingatlah mereka yang terkena operasi penumpasan Komji masih banyak yang hidup sampai sekarang. Mereka tahu dan paham siapa yang merekrut mereka ke dalam Komji. Dulu di zaman penumpasan Komji, ada kasus penjaga SD di Temanggung yang pada sebuah siang dia diminta tanda tangan oleh sejulah orang (intel) untuk menandatangani sebuah berkas. Tapi, setelah tanda tangan, selang beberapa jam kemudian, dia langsung ditangkap. Saya tahu persis orang itu karena saya dahulu yang menjadi pembelanya,’’ kata Busyro.

Bukan hanya itu, Busyro pun mengingatkan seiring perubahan zaman, maka nantinya akan terungkap siapa saja aktor yang bermain di belakang segala kejadian ini. ''Jadi, dalam hal ini, belajarah pada kasus Komji. Siapa saja yang merekrut mereka sehingga menjadi radikalis, pasti akan ketahuan. Tidak ada yang bisa sembunyi dari sejarah,'' katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement