REPUBLIKA.CO.ID, Dalam ajang Indonesia Fashion Week (IFW) 2016 Shafira mengangkat kain tradisional yaitu sarung Majalaya. Sarung ini sebenarnya adalah sarung murah, namun di tangan desainer Shafira Shetyawan sarung yang murah jadi terkesan elegan.
Shetyawan menjelaskan memilih sarung Majalaya untuk tampilan sehari-hari dalam nuansa monokrom (hitam dan putih) dengan padu padan gaya 'Mafioso Androginy'.
Koleksi sarung Majalaya ini akan hadir dalam segmen pertama pergelaran busana Shafira Jumat (11/3) mendatang. Ada sebanyak 20 koleksi yang dipamerkan.
"Koleksi in lebih kepada padu padan. Ada potongan jaket dan lainnya. Untuk tahun ini kami tidak bermain aman, kami membuat siluet baru. Kami ingin menginspirasi bahwa busana muslim bisa sangat gaya," tambahnya saat konferensi pers Shafira jelang IFW.
Ia mengungkapkan koleksi terbaru mereka terinspirasi dari New York tahun 1920-an. Dimana ketika itu perempuan berani bergaya berbeda.
Bukan hanya itu pada tahun yang sama Amerika indsutrinya maju. Banyak perempuan bekerja di luar. Mereka banyak mengadopsi gaya berpakaian pria. "Nah, di sinilah tantangannya, busana Muslim tidak boleh menyerupai busana pria. Karena itu kami buat tetap feminin namun bergaya androginy. Misalnya celana India tidak terlalu ngepas dibuatnya," jelasnya.
Koleksi 20 pertama ini lebih menonjolkan warna monokrom hitam dan putih.
Dua dari 20 busana berbahan sarung Majalaya dihadirkan Shafira dalam konferensi pers tersebut. Menurut Shetyawan membuat koleksi dari sarung Majalaya ini agak sulit, karena karkater sarung ini keras dan kaku karena harganya murah. Ia mengakali dengan diberi lapisan dan dikasih bordir supaya ada teksturnya.
Mereka menghadirkan jaket dari sarung motif kotak besar dengan warna hitam putih. Di kerahnya ditambahkan swarovksi degan warna senada.
Selain itu ia juga menghadirkan jaket model tuksedo hitam yang dipadankan dengan celana panjang model harem warna hitam putih motif kotak-kotak. Dipermanis dengan dasi yang dibuat menjadi pita. Mirip gaya laki-laki tapi feminim dan Islami. Ditambah dengan jilbab gaya turban.
Gaya ini dilakukan untuk menghilangkan kesan Shafira yang selama ini sangat 'ibu-ibu'. Untuk membuat koleksi ini memakan waktu cukup lama sekitar dua bulan karena harus memesan motif hitam putih.
"Kami tidak banyak main motif macam-macam hanya menguatkan bloking. Majalaya sebetulnya identik cerah warna-warni seperti merah dan oranye. Tapi supaya lebih kekinian kami minta warna hitam putih dan ini sulit di pasaran.