REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohammad mengungkapkan, Islam bukan hanya sekadar kepercayaan, dan bukan pula hanya membicarakan tentang ibadah. Lebih jauh, Islam berbicara tentang cara hidup.
“Saya khawatir tindakan yang kita lakukan sebenarnya tidak sesuai dengan ajaran-ajaran Islam, makanya citra Islam menjadi hancur,” kata Mahathir dalam seminar internasional yang digelar Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) di Jakarta, Kamis (10/3).
Menurut Mahathir, Islam mengajarkan umatnya untuk saling menjaga persaudaraan dan tali silaturahim dengan sesama manusia khususnya sesama Muslim.
Namun sebaliknya, yang terjadi di Timur Tengah, negara-negara yang notabene adalah negara Islam, justru saling membunuh dan menghancurkan dengan sesamanya. Bahkan, masyarakatnya pun pergi dari negara mereka dan memilih untuk menetap di negara yang bukan Islam.
Hal tersebut menunjukkan bahwa mereka yang mengaku Muslim tidak menjalankan agama Islam yang sebenarnya. Karena, Islam melarang umatnya untuk saling bermusuhan.
Maka untuk mencapai perdamaian, Mahathir melanjutkan, umat Islam harus mau mengevaluasi dan mengoreksi ke dalam diri masing-masing.
Potret keburukan Islam saat ini sejatinya diciptakan umat Islam itu sendiri. Mengoreksi diri, menurut Mahathir, jauh lebih baik daripada sibuk menyalahkan oranglain dalam hal ini orang-orang non Muslim.
“Kita harus kaji kembali perbuatan kita, kepercayaan kita, apakah sudah lurus atau masih melenceng,” kata Mahathir menjelaskan.