REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Pemerintah Arab Saudi gelar pembahasan terkait event global pertama mengenai sistem keuangan Islam. Dilansir dari Arab News, Ahad (6/3) lalu Menteri Pendidikan Arab Saudi, Ahmed Al-Issa membuka rangkaian acara tersebut. Universitas Um Al-Qura dari Mekkah menjadi penanggung jawab event bertajuk 'Efesiensi dan Stabilitas Keuangan' tersebut.
Rektor Universitas Um Al-Qura, Bakri Assas, menegaskan pentingnya konferensi ini untuk memperbaiki prinsip-prinsip ekonomi Islam. Assas menyatakan konferensi ini memiliki prioritas spesial pada Mekkah dalam perkembangan perbankan syariah. Dia menjelaskan sistem perbankan Islam telah melewati tiga tahap kegagalan, penjajakan, dan reputasi yang stabil.
"Kita telah masuk tahap ke-empat, di mana penting adanya revisi dan evaluasi," ujar Assas.
Selama tiga hari, Agensi Moneter Arab Saudi (SAMA) akan membahas masalah sistem keuangan syariah. SAMA mengutus Fahad Al-Mubarak dalam rangkaian acara tersebut. Hadir pula Wakil Presiden Senior Bank Dunia, Mahmoud Mohieldin, beserta pakar-pakar dan periset dari dalam dan luar Arab.
Salah satu pakar, Dekan Sekolah Ekonomi dan Sistem Keuangan Islam sekaligus Ketua Komite Konferensi, Salih Al-Aqla, menjelaskan pertemuan tersebut akan mengeksplorasi berbagai masalah ekonomi.
Al-Aqla menyatakan banyak negara-negara di dunia yang mulai memerhatikan instrumen-instrumen perbankan syariah sebagai perlindungan ekonomi. Sistem keuangan syariah tersebut adalah sarana yang aman bagi pelaku ekonomi, baik individu maupun kelompok. Hal tersebut mendorong negara-negara ini mendirikan bank berlandaskan hukum syariah atau cabang-cabang dari bank tradisional.
Komite keilmuan dari konferensi tersebut telah menerima 1.034 jurnal merepresentasikan 58 negara. Sebanyak 75 jurnal telah disetujui.
Advertisement