Selasa 08 Mar 2016 19:20 WIB

101 Tumpeng untuk Jailolo

101 Tumpeng untuk Jailolo
Foto: PPPA Daarul Quran
101 Tumpeng untuk Jailolo

REPUBLIKA.CO.ID, BOBANEHENA -- Abdan tak mampu menahan basah air mata, melihat satu persatu warga Desa Bobanehena, datang membawa tumpeng ke lokasi tasyakuran recovery pasca gempa Halmahera Barat, November tahun lalu.

“Saya tidak pernah terbayang suasana ini”, bisik Abdan di tengah keriuhan warga desa yang hadir pada tasyakuran di Bobanehena, Selasa (8/3).

Abdan, salah satu tokoh pemuda Bobanehena yang sejak awal Gempa berjibaku mengurus posko. Kesehariannya, kerja sebagai tenaga honorer di Departemen Agama Jailolo. Dia bersama pengurus posko lainnya, berusaha mengakses berbagai bantuan, untuk bisa disalurkan ke Bobanehena. Sayangnya, gempa yang menghancurkan lebih 350 rumah itu tidak banyak diketahui publik.

Sejak malam sebelum acara, 100 keluarga sibuk membuat tumpeng. Tiap penerima program recovery rumah, membawa satu tumpeng. Di tengah jalan raya Kabupaten yang ditutup selama tiga hari untuk lokasi acara, tumpeng dikumpulkan, melengkapi satu tumpeng ukuran lebih besar yang dibuat PPPA Daarul Qur’an. Total tumpeng jadi 101 tumpeng.

“Kami sulit berkata-kata. Warga kami lebih tiga bulan, tinggal di tenda dan hari ini semua kembali dari bukit. Kami sudah tinggal di rumah masing-masing”, terang Sekretaris Desa Bobanehena, Taswin Malan, gembira.

Proses renovasi 100 rumah ini berlangsung tiga bulan. PPPA Daarul Qur’an mensuplai seluruh keperluan matrial bangunan. Sementara tenaga kerja, digerakkan secara gotong - royong dengan membentuk delapan kelompok kerja.

“Dari awal sampai rumah ke 100, alhamdulillah warga kompak. Mereka sadar harus bangkit dari musibah secara mandiri. Mulanya ada sedikit kendala, tapi itu seni dalam membangun masyarakat. Semua belajar, dan hari ini semua terharu mampu menyelsaikan rumah tinggal masing-masing”, terang Mujito, pendamping program PPPA Daarul Qur’an yang tiga setengah bulan setia mendampingi masyarakat Bobanehena.

Tidak hanya para orang tua, anak-anak belia dan remaja Bobanehena juga larut dalam tasyakuran ini. Mereka mengikuti proses dari saat emergency tinggal di tenda pengunsian, sampai perpindahan ke dalam rumah yang siap dihuni.

“Kakak-kakak dari Daarul Qur’an selalu memotivasi kami. Disuruh kami sholat, mengaji dan berdoa. Mereka ikut bersama kami tinggal di tenda. Tiap sore dan subuh kami disuruh berdoa biar cepat kembali ke rumah”, kenang Imam Yamin (13), remaja Bobanehena yang diberi kesempatan membuka tasyakuran dengan membaca surah Al-Mulk secara merdu.

Imam Yamin dan anak-anak lainnya, saat ini sedang semangat dalam mengaji baca Al-Qur’an dan berusaha menghafalnya. Melihat aktivitas program Rumah Tahfidz PPPA, mereka termotivasi untuk jadi hafidz Qur’an.

“Kita berdoa, suatu hari tampil sebagai presiden, menteri, pemimpin masa depan dan sosok-sohok hebat yang hafal Alqur’an dari bumi Bobanehena ini”, kata Anwar Sani, Direktur Utama PPPA Daarul Qur’an di hadapan ratusan warga desa Bobanehena. Tepuk tangan bergemuruh. Semua serius mendengarkan sambutan Anwar Sani.

“Insyaallah atas ijin Allah SWT, kita akan sama-sama bangun desa Bobanehena jadi Kampung Qur’an. Kita dirikan rumah tahfidz, pemberdayaan ekonomi, dan Daqu Preneure untuk pendidikan keterampilan bagi anak-anak muda Bobanehena”, papar Anwar Sani yang disambut gembira warga desa.

“Terakhir, atas ijin Allah dan doa warga Bobanehena semua, kita akan lanjutkan recovery rumah ini dengan menambah program 100 rumah lagi”, kali ini, diantara tepuk tangan masyarakat, Abdan dan beberapa tokoh masyarakat tertunduk. Saat menengadahkan kepala, matanya berkaca-kaca.

“Hari ini kami belajar banyak tentang tauhid, kebersamaan, ketulusan, dan keikhlasan. Kami telah dibimbing sangant jauh, untuk jadi masyarakat yang mandiri dan religius”, ungkap Sofyan, salah seorang tokoh masyarakat Bobanehena yang bekerja di Dinas Kesehatan, Jailolo.

“Bismillah kami akan kompak mewujudkan mimpi dan doa Daarul Qur’an yang sudah jadi visi masa depan Bobanehena yang berdaya dan religius”, pungkas Abdan, mengakhiri catatan 101 tumpeng untuk 100 unit rumah Kampung Qur’an Bobanehena.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement