REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Semakin banyak penyedia jasa sektor wisata di Filipina yang bergabung dalam implementasi pemerintah membangun pariwisata ramah Muslim. Dilansir dari Cebu Daily News, Jumat (4/3), sebanyak tiga resor dari Bohol dan beberapa restoran daerah Cebu ikut berkontribusi dengan mendaftarkan diri untuk mendapatkan sertifikasi halal.
Direktur Regional Departemen Pariwisata Filipina, Rowena Lu Y. Montecillo tidak menyebutkan spesifik nama partisipan yang baru bergabung. Montecillo menyatakan tim inspeksi telah mengunjungi hotel dan resor yang diundang untuk berpartisipasi dalam proyek tersebut. Awalnya Departemen Pariwisata menerima sepuluh hotel dan resor di Cebu sebagai pionir implementasi proyek.
Sebanyak 50 penyedia jasa pariwisata, 20 dari Manila, 10 asal Boracay, dan 10 lainnya berasal dari Davao, telah bergabung dalam proyek pariwisata halal ini. Departemen Pariwisata akan membiayai proses sertifikasi halal bagi para peserta.
Sertifikasi halal yang dicanangkan oleh pemerintah adalah persiapan untuk memfasilitasi kedatangan pelancong asal Timur Tengah, target pasar pariwisata Filipina. Kewenangan pariwisata Filipina tersebut siap untuk gencar mempromosikan diri ke negara-negara Timur Tengah, Australia, dan India. Montecillo mengatakan Departemen Pariwisata belum akan berpuas diri dengan peningkatan wisatawan yang mengunjungi Filipina tahun lalu.
Untuk mendukung target sektor pariwisata, Montecillo pun mengumumkan akan segera membuka penerbangan langsung dari beberapa kota di negara luar menuju Cebu.
"Pada kuartal terakhir 2014, kami telah membuka penerbangan langsung dari Osaka, Nagoya, dan Tokyo. Tahun lalu kami juga menambahkan beberapa penerbangan, dan tahun ini kami mengharapkan lebih banyak," jelasnya.