Rabu 02 Mar 2016 22:35 WIB

Penerbit: Utamakan Substansi Alquran

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Agung Sasongko
Alquran
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Alquran

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Bayan Qur'an Muhammad Asrori mengingatkan penerbit Alquran agar lebih mengutamakan kesahihan substansi Alquran ketimbang tampilan fisik semata. Menurut dia, Alquran merupakan kalam suci yang harus dijaga kesakralannya.

"Penerbit jangan hanya mengedepankan masalah keuntungan dan tidak memoerhatikan sakralitas dr alquran itu sendiri," ujar Asrori saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (2/3).

Asrori mengaku tak jarang juga melihat penerbit yang mengabaikan Alquran sebagai kitab suci yang berisi firman Allah SWT. Padahal, tampilan luarbpada dasarnya hanya untuk membuat kesan yang menarik.

Menurut Asrori, yang terpenting adalah kemewahan desain itu tidak menghilangkan kesucian dan kesakralan Alquran. Kendati demikian, Asrori menyampaikan, fakta orang menjadi tertarik untuk membaca Alquran karena tampilannya harus dilihat sebagai sesuatu yang positif.

Sebagai kalam suci, Alquran harus dimuliakan dari semua sisi termasuk covernya. Kreativitas ini diakui bisa merangsang orang untuk memegang dan membaca alquran.

"Ini bagus, artinya karena hanya dengan memegang saja orang tersebut sudah mendapat berkah, Itu sudah ada nilai ibadahnya," ungkap Asrori.

Namun, penerbit tetap harus memperhatikan isi Alquran. Karena, terdapat kesalahan satu huruf saja, makna bacaan dapat berubah. Contohnya, ketika memenggal sebuah kata dan tidak dikontrol dengan baik maka akan merusak makna.

"Banyak sekali yang kalimatnya sama tetapi memiliki substansi yang berbeda apabila dimasukkan dalam konteks," jelas Asrori.

Untuk itu, Asrori meminta agar penerbit menjaga konsistensi bahasa dalam Alquran agar tidak merusak makna.

Senada dengan Asrori, Cendekiawan Muslim Didin Hafidhuddin menfatakan ada hal-hal prinsip yang tidak boleh diabaikan dalam menerbutkan mushaf Alquran.

"Penerbit harus memperhatikan penulisan, harakat, maupun terjemahannya," kata Didin.

Menurut Didin, kreativitas penerbit dalam menerbitkan Alquran tidak menjadi masalah apabila isi Alquran sesuai dengan standar yang sudah disahihkan oleh Kementerian Agama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement