Jumat 26 Feb 2016 14:20 WIB

Empat Keuntungan Bergaul dengan Alquran

Anak-anak tuna netra mencoba membaca Alquran digital indek braille yang baru didapatkannya, dari Yayasan Baitul Al Khairiyah bekerjasama dengan Kuwait Internasional Bank Al Dawli via International Islamic Charitable Organization, di Bandung, Senin (22/2)
Foto:

Memahami Alquran dengan Alquran itu sendiri (tafsir quran bil quran). Sesungguhnya Alquran merupakan penjelas yang membenarkan satu bagian dengan bagian lainnya. Rasulullah SAW bersabda, "Sementara Allah menurunkan kitab-Nya untuk saling membenarkan satu sama lain." (HR Bukhari).

Contoh ayat yang ditafsirkan dengan ayat lain: Dalam QS al-Fatihah [1] ayat 7, ''(yaitu) orang-orang yang telah Engkau berikan nikmat kepada mereka.'' Dalam ayat ini tidak dijelaskan siapa orang-orang yang diberikan nikmat itu. Maka, Allah SWT menjelaskan dalam QS an-Nisa [4] ayat 69, ''Dan barangsiapa yang menaati Allah dan Rasul-(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi, shiddiqin, syuhada, dan orang-orang saleh. Dan, mereka itulah sebaik-baik teman.''

Kedua, memahami Alquran dengan sunah nabi yang sahih. Ibnu Taimiyyah berkata, "Cara yang paling sahih dalam memahami Alquran adalah menafsirkan Alquran dengan Alquran. Jika engkau tidak menemukan itu, maka engkau mengambil sunahkarena ia adalah penjelas Alquran".

Imam Syafi'i mengatakan bahwa seluruh apa yang dihukumkan oleh Rasulullah SAW adalah dari apa yang beliau dapat dari Alquran. Contoh pemahaman Alquran dengan sunah: dalam Alquran ada beberapa ayat yang memerintahkan shalat. Namun, penjelasan bagaimana melakukan shalat hanya akan kita temukan dalam sunah. Rasulullah SAW bersabda, "Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat."

Ketiga, memahami Alquran dengan pemahaman para sahabat dan tabi'in. Imam Ibnu Taimiyyah mengatakan, "Jika engkau tidak menemukan tafsir dalam satu ayat Alquran, tidak juga dalam sunah, maka engkau harus mencarinya dalam perkataan para sahabat. Mereka paling mengetahui hal itu sebab mereka melihat (qarain) situasi yang terjadi pada saat Alquran itu diturunkan. Ditambah dengan ketinggian kemampuan bahasa dan kejernihan pemahaman mereka."

Contoh, pemahaman mereka terhadap kalimat "jalan yang lurus" dalam QS al-Fatihah [1] ayat 6. Maksudnya adalah Islam atau Alquran atau sunah Nabi atau sunah Khulafaur Rasyidin. Pemahaman yang benar terhadap Alquran akan melahirkan sikap yang benar.

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement