Jumat 26 Feb 2016 10:33 WIB

Ruang Ibadah Dirusak, Mahasiswa Muslim Australia pun Dituduh Pencuri

Rep: MGROL57/ Red: Agung Sasongko
Islamofobia (ilustrasi)
Foto: Bosh Fawstin
Islamofobia (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Serangan anti-Muslim kembali terjadi. Dilansir dari Daily Mail, ruang ibadah untuk Muslim di Universitas Sydney, Australia, menjadi sasaran vandalisme sekelompok orang tak bertanggung jawab.

Ruang ibadah tersebut ditemukan dalam keadaan sangat berantakan oleh mahasiswa Senin (22/2) pukul 10.00 waktu setempat. Ruangan tersebut dipenuhi flyer-flyer bernada rasis menuding Muslim sebagai pencuri dan pemerkosa.

Sebelumnya ruangan yang sama telah lima kali menerima serangan sejenis dalam kurun waktu tiga bulan terakhir. "Lima serangan dalam waktu tiga bulan adalah hal signifikan untuk pusat Islam di sebuah universitas terkenal," ujar Presiden Registrasi Islamofobia Australia, Mariam Veiszadeh.

Sebuah surat ditinggalkan di ruangan tersebut dalam penyerangan. Surat mengandung nada kebencian itu memuat foto pemimpin ISIS. Di bawah foto terdapat tudingan bahwa Muslim menyetujui tindakan-tindakan keji seperti membunuh non-Muslim dan memperbudak wanita. Surat itu juga menuduh para pengikut Islam pernah meledakkan pesawat dan kereta.

Anggota Asosiasi Pelajar Muslim Universitas Sydney, Shahad Nomani, menyatakan serangan tersebut tidak melukai seorang pun. Namun Nomani mendorong sesama Muslim untuk tetap mendoakan yang terbaik bagi Australia walau terdapat orang-orang fanatik dan rasis yang hendak mengusir mereka.

"Semoga orang-orang yang memiliki kebencian di dalam hatinya pada kita menemukan cara untuk berkomunikasi dengan kita," tulis Nomani dalam post yang diunggahnya.

Saat ini, berdasarkan Presiden Komunitas Muslim Universitas Sydney, Nasreen Dean, serangan tersebut tengah diselidiki. Menurutnya walau serangan ini kekanakan, bukan berarti mereka tidak menanggapi dengan serius.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement