Senin 22 Feb 2016 07:11 WIB

Muslim Prancis Hadapi Ancaman Pemecatan Kerja

Rep: muhammad subarkah/ Red: Muhammad Subarkah
Muslim Prancis protes dengan diskriminasi dan Islamofobia
Foto: actofamerika.wordpres.com
Muslim Prancis protes dengan diskriminasi dan Islamofobia

REPUBLIKA.CO.ID, -- Aksi teror oleh kelompok radikal ISIS di Paris, Prancis November 2015 silam berdampak pula bagi Muslim di sana. Umat Islam di negara sekuler tersebut menghadapi kesulitan dalam bekerja, disinyalir karena agama mereka. Dilansir dari The Times of India, Ahad (21/2), tak jarang pekerja Muslim tersebut dihadapkan dengan pemecatan tanpa alasan jelas.

Mantan staf keamanan bandara, Bachir, salah satu Muslim yang mengalami hal itu. Dia sebelumnya seorang Muslim taat dan memelihara janggut. Pasca serangan teror Bachir yang menolak menyebutkan nama belakangnya tiba-tiba diperintahkan untuk mencukur janggutnya.

"Karena apa yang terjadi di berita," ujar Bachir, mengulang apa yang dikatakan manajer padanya saat itu.

Akan tetapi setelah Bachir mencukur janggutnya ia mendapat surat pemberhentian. Alasan dari pimpinan adalah Bachir melanggar ketentuan berpakaian dari perusahaan.

Beberapa Muslim dari perusahaan Bachir, Securitas, juga mengalami hal serupa. Mereka kebanyakan pekerja berjanggut. Setelah mencukurnya, para pekerja tersebut malah mendapat surat pemberhentian bernada sama dengan apa yang diterima Bachir.

"Janggut itu tidak tumbuh dalam sehari," tutur pengacara mantan pekerja Securitas, Eric Moutet. "Tiba-tiba, itu menjadi masalah? Jelas ini bukan mengenai perilaku yang berubah, tetapi bagaimana seseorang dinilai."

Semakin lama situasi bagi pekerja Muslim Prancis kian sulit. Periset dari usaha konsultan InAgora, Philippe Humeau menjelaskan situasi ini sangat rumit.

"Kebanyakan perusahaan tidak tahu lebih dalam tentang Islam," jelas Humeau. "Di iklim saat ini, kami melihat perusahaan-perusahaan menolak praktik keagamaan, di mana sulit diterima di Perancis." Radikalisasi pun memperkeruh suasana tersebut.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement