Sabtu 20 Feb 2016 14:27 WIB

Antisipasi Tindakan Kekerasan Akiibat Islamopobia, Muslimah Amerika Serikat Belajar Beladiri

Rep: MGROL57/ Red: Muhammad Subarkah
Poster Islamofobia di Quebec
Foto: Onislam
Poster Islamofobia di Quebec

REPUBLIKA.CO.ID, Para wanita Muslim (Muslimah) Amerika tidak tinggal diam dengan ancaman tindak kerasan akibat sikap islamofobia yang mengancam mereka. Para Muslimah Tennessee misalnya, kini banyak yang mengikuti kelas beladiri Krav Maga dan Jiu Jitsu. Mereka rutin berlatih selama tiga jam sehari dipandu seorang instruktur.

Seorang peserta pelatihan beladiri, Lufta Islam, mengaku setelah mengikuti kelas ini ia memahami beberapa gerakan pertahanan diri. Hal itu membantunya untuk membangun kepercayaan diri. Namun kelas itu tidak mengubah apa yang dihadapi dalam kehidupannya sehari-hari adanya stigma negatif terhadap Muslim di Amerika.

Memang, sering semakin meningkatnya suasana sentimen anti-Muslim itu para Muslimah  di Ameirika merasa rasa khawatir. Kasus-kasus hate crime dan perlakuan tak adil terhadap Muslim telah menumbuhkan ketakutan, seperti yang dirasakan mayoritas peserta latihan beladiri tersebut.

Salah satunya contohnya merebaknya phobia terhadap kaum Muslim di Amerika adalah bercemrin pada kisah Tashfeen Malik, wanita berhijab yang menjadi pelaku penembakan di San Bernardino tahun 2014 lalu.

 “ Akibatnya (foto dan kisah Malik, red) tersebar luas dan memengaruhi semua orang," ujar salah satu peserta kelas, Annette Martin, dilansir dari CNN Jumat (19/2).

Meski begitu setelah foto Malik dipublikasikan, Martin yang mengenakan hijab itu tetap saja pergi bekerja sekaligus mempertahankan hijab dan agamanya. "Itu adalah mereka. Saya masih orang yang sama. Saya tidak berubah,’’ katanya.

Musliman Amerika lainnya mengalami hal serupa. Sejak terungkap pelaku penembakan di San Bernardino adalah wanita berhijab, kehidupa kaum Muslim di sana semakin tak tenang. Tiap ia pergi ke supermarket misalnya, selalu ada sekelompok pria yang memerhatikannya dan bicara; "Lihat, itu ada satu. Bahkan rasa ketakutan juga membuat putri saya enggan mengenakan hijabnya lagi,’’ kata Martn.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement