REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masjid Istiqlal dinilai memiliki potensi yang besar sebagai pemersatu umat Islam di Indonesia. Karena itu, potensi tersebut harus dimaksimalkan agar benar-benar terwujud.
Ketua Umum Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) KH Ahmad Satori Ismail menjelaskan, selama ini Masjid Istiqlal sudah berusaha menampung seluruh aktivitas, dari umat Islam yang ada di Indonesia. Meski begitu, ia merasa aktivitas-aktivitas itu harus ditingkatkan, agar dapat membuktikan kalau Istiqlal memang wadah persatuan umat Islam di Indonesia.
"Harus ditingkatkan agar Masjid Istiqlal merupakan pemersatu umat dalam berjuang di jalan Allah SWT," kata Satori kepada Republika.co.id, Jumat (19/2).
Untuk mewujudkan Istiqlal menjadi simbol pemersatu, ia menuturkan kalau para pengurus dapat meningkatkan terlebih dahulu kuantitas aktivitas ibadah umat, sehingga tidak timpang di satu waktu saja. Kerja sama dengan ormas-ormas Islam yang ada, lanjut Satori, juga bisa dilakukan demi meramaikan Masjid Istiqlal setiap saat.
Sebagai salah satu ormas Islam yang ada, ia mengungkapkan kalau Ikadi memandang keberadaan Masjid Istqlal sangatlah penting, sebagai corong dari masjid-masjid lain yang ada. Maka itu, Satori menyarankan agar kepengurusan dapat menegaskan sikap terhadap suatu fenomena, agar dapat menjadi corong pemersatu masjid-masjid yang ada.
"Misal ada persoalan LGBT, Masjid Istiqlal tegaskan sikap agar dapat diikuti, seakan menjadi imam masjid-masjid lain," ujar Satori.
Ia menjelaskan kondisi itu dapat terwujud, kalau Masjid Istiqlal meningkatkan peran umat Islam secara luas yang selama ini terasa kurang ke dalam program-program yang ada. Menurut Satori, peningkatan peran umat Islam, termasuk mubaliq dan dai yang ada, harus dilakukan agar dapat menjadikan Masjid Istiqlal sebagai markas pendidikan umat.