REPUBLIKA.CO.ID, OKLAHOMA -- Serdadu cadangan tentara Amerika Serikat diusir dari pelatihan tembak Oklahoma, Amerika Serikat Rabu (17/2) lalu. Raja’ee Fatihah, serdadu asal Tulsa tersebut diminta meninggalkan tempat pelatihan oleh pemilik setelah Fathihah dikenali sebagai Muslim.
Seperti dilansir thegurdian.com Fatihah yang juga anggota Dewan Perhubungan Islam Amerika (CAIR) menceritakan kronologi pengusiran. Awalnya Fatihah datang setelah melihat adanya tanda ‘Bebas Muslim’ pada tempat pelatihan tersebut. Saat masuk ke tempat yang juga toko senjata itu, pemilik toko menyambutnya dengan ramah hingga Fatihah memberitahu ia seorang Muslim.
“Pada titik itu, mereka mulai memperlakukan saya penuh kecurigaan,” ujar Fatihah dilansir dari The Guardian.
Pemilik tempat pelatihan, Robert Muise, membantah alasan Fatihah. Muise menyatakan Fatihah tidak dilayani dengan baik karena ia kelihatan senang mencari masalah. Ia menegaskan bukan karena agama Fatihah. Sementara tanda yang menyatakan tempat tersebut ‘Bebas Muslim’ dinyatakannya sebagai ‘kebebasan berekspresi’.
Tanda ‘Bebas Muslim’ bukan hal aneh di Amerika Serikat. Penanda sejenis dapat ditemui di beberapa lokasi bisnis. Direktur Legal Persatuan Kebebasan Amerika chapter Oklahoma, Brady Hederson menjelaskan lazimnya penunjuk itu berada di kawasan bisnis.
“Entah tanda tersebut menyatakan ‘Muslim dilarang’ atau ‘kulit berwarna dilarang’, ‘wanita dilarang’, ‘Kristen dilarang’, ‘Buddha dilarang’, itu tidak mencerminkan Amerika Serikat dan pada dasarnya itu sebuah kesalahan,” ujar Henderson.
Tindakan diskriminasi terhadap Muslim yang dialami Fatihah telah dilaporkannya pada pengadilan distrik setempat.