Jumat 12 Feb 2016 08:45 WIB

ICMI: Tindak WNI yang Ikut Perang Suriah

Rep: c25/ Red: Agung Sasongko
 Pemandangan kota yang hancur, penuh dengan puing-puing yang berserakan akibat perang saudara di kota Homs, Suriah, Ahad (9/3).  (Reuters/Thaer Al Khalidiya)
Pemandangan kota yang hancur, penuh dengan puing-puing yang berserakan akibat perang saudara di kota Homs, Suriah, Ahad (9/3). (Reuters/Thaer Al Khalidiya)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dampak konflik yang terjadi di Suriah cukup terasa di Indonesia. Tidak sedikit warga negara asal Indonesia yang ikut ambil bagian dalam konflik tersebut.

Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI), Jimly Asshiddiqie, menyarankan penindakan segera diberlakukan kepada warga negara Indonesia yang ikut perang Suriah. Menurut Jimly, mereka yang ikut perang Suriah harus segera dilakukan penarikan paspor, dan dibawa ke meja hijau untuk membuktikan keterlibatannya.

"Tindak, ambil paspornya dan bawa ke pengadilan," kata Jimly, Kamis kemarin.

Ia menerangkan dalam pengadilan nanti, orang-orang itu tentu harus diberikan hak untuk membuktikan kalau mereka memang tidak berada di Suriah untuk berperang. Jimly menegaskan, paspor mereka yang ducurigai tentu harus dikembalikan apabila dalam pengadilan mereka berhasil membuktikan ketidaterlibatan atas perang Suriah.

Jimly menekankan, gerakan-gerakan radikal memang tidak boleh dibiarkan beigtu saja karena dikhawatirkan akan berkembang dan mempengaruhi masyarakat Indonesia. Selama dikategorikan sebagai tindakan melanggar hukum, ia meminta pihak berwajib dan berwenang mampu melakukan penindakan kepada para pelaku radikalisme.

Meski begitu, Jimly menilai setiap elemen bangsa tidak boleh juga melepas tanggung jawab untuk mengayomi mereka yang menjadi korban paham-paham radikal. Jimly berharap penindakan dapat terlaksana, namun tidak melupakan untuk merangkul mereka yang menjadi korban dari paham-paham radikal tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement