Selasa 26 Jan 2016 09:52 WIB

Menanggapi LGBT, Muhammadiyah Serukan Umat Menjaga Ajaran Islam

Rep: agung sasongko/ Red: Muhammad Subarkah
Ketua Umum Muhammadiyah Haedar Nashir bersama sejumlah pengurus pusat Muhammadiyah saat bertemu dengan Ketua MPR Zulkifli Hasan didampingi para wakil ketua dan pimpinan fraksi di ruang delegasi, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (18/1).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Ketua Umum Muhammadiyah Haedar Nashir bersama sejumlah pengurus pusat Muhammadiyah saat bertemu dengan Ketua MPR Zulkifli Hasan didampingi para wakil ketua dan pimpinan fraksi di ruang delegasi, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (18/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menyerukan kepada seluruh warga Muhammadiyah tetap istiqamah membangun kehidupan yang berpedoman pada nilai-nilai agama. Selain itu, kepada seluruh sekolah, mulai dari sekolah tingkat taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi yang ada di dalam naungan Muhammadiyah mewaspadai masuknya pemikiran dan ideologi yang bertentangan dengan ajaran Islam dan kebangsaan.

"Kepada para tokoh, kami minta tetaplah menghormati ajaran agama dan Pancasila. Janganlah terpaku dan bersikeras memperjuangkan nilai kebebasan yang seolah tanpa batas itu. Sebab, bila nilai tersebut diterapkan di sini, maka yang hadir hanyalah bencana bagi bangsa ini, khususnya umat Islam Indonesia,’’ kata Haedar Nashir kepada Republika.co.id, (Selasa 26/1).

Haedar mengakui, saat ini memang terlihat ada upaya yang keras untuk menyebarkan paham liberalisme-sekularisme secara kebablasan. Kebebasan yang mereka agungkan merebak ke mana-mana dan dilakukan dengan menafikan nilai ajaran agama. Bahkan, gerakan ini mencoba secara serius menyebarkan paham bahwa ajaran agama itu tak sesuai dengan HAM, berkonotasi kumuh, tak sesuai dengan kehidupan modern, terbelakang, dan kuno.

"Kami paham mengapa para penganut liberalisme bersikap seperti itu. Sebab, paham ini muncul sebagai sikap antiagama yang dulu hadir di Eropa. Dan, sayangnya banyak di antara sebagian umat Islam juga larut dalam paham ini. Entah karena genit atau karena dilakukan sebagai sikap sengaja karena mereka sudah memilih menjadi pengikut pemikiran ini,’’ kata Haedar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement