Selasa 26 Jan 2016 06:58 WIB

Cerita Dramatis Pembangunan Masjid City Kinabalu

Masjid City Kinabalu
Foto: Wikipedia
Masjid City Kinabalu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Islam menjadi agama mayoritas penduduk Malaysia. Negara yang menganut sistem pemerintahan monarki konstitusional ini kaya dengan masjid- masjid megah yang arstistik.

Hampir semua konsep masjid di negara yang pusat pemerintahannya berada di Putrajaya itu mengadopsi gaya Timur Tengah dengan ciri khas kubah besar dan menara yang menjulang tinggi. Ciri khas itu juga tampak jelas pada Masjid City Kota Kinabalu yang akan kita kupas keunikannya pada edisi kali ini.

Masjid City atau Kota Kinabalu State Mosque ini merupakan masjid utama kedua yang dibangun di Kota Kinabalu, Sabah, Malaysia, setelah Masjid Negeri Sabah. Selama proses pembangunannya, masjid ini memiliki cerita dramatis karena pengerjaannya harus berhenti selama beberapa tahun. Padahal, ketika itu pengerjaannya baru tahap penggalian fondasi.

Terhentinya pengerjaan pembangunan masjid ini disebabkan panitia pembangunan belum menerima sumbangan dana dari pemerintah dan warga setempat di Kinabalu.

Sehingga, masjid yang perencanaannya dimulai pada 1989 ini baru bisa diresmikan pada tahun 2000. Jadi, kurang lebih 10 tahun masyarakat Kinabalu Malaysia baru bisa melaksanakan shalat di masjid yang didominasi warna putih itu.

Arsitektur Jika dilihat dari desain arsitekturnya, masjid ini terinspirasi pada Masjid Nabawi Madinah, situs paling suci kedua dalam Islam setelah Masjid al-Haram, Makkah Arab Saudi.  Adapun yang membedakannya hanyalah paduan warna pada kubah dan empat menara.

Untuk kubah pada Masjid Raya Kinabalu ini diberi warna biru, sementara menaranya diberi warna kuning emas. Syahdan, ketika malam dominasi dua warna mengilat-ngilat di atas air kolam laguna (laut buatan) yang mengelilinginya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement