REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid meminta masyarakat tidak terjebak stigma negatif terhadap pesantren yang disebut kerap membawa benih radikalisme dan terorisme. Sebab pada masa perang prakemerdekaan, santri, kiai serta pemimpin yang berada di pesantren berjuang untuk Indonesia.
Ia menyebut, setelah Indonesia merdeka, para santri dan kiai pemimpin pesantren pun mengisi kemerdekaan dengan aktivitas yang luar biasa. Seperti melalui pendidikan dan aktivitas penting lainnya.
''Sehingga, tidak benar kalau pesantren dikaitkan dengan radikalisme apalagi terorisme,'' kata Hidayat saaat menghadiri silaturrahim alumni Pondok Pesantren Gontor, di Kota Tangerang, Banten, Jumat (22/1).
Hidayat mengatakan, kehadiran Pondok Pesantren Gontor khususnya, adalah sebuah fakta pesantren mengajarkan cinta Tanah Air mengisi kemerdekaan sesuai dengan cita-cita luhur, dan menolak komunisme. Dari fakta tersebut, Hidayat menyayangkan jika pesantren dicurigai.
Justru, kata mantan presiden PKS ini, pesantren harus dihormati dan diajak bersama-sama untuk menghadirkan generasi Islam yang moderat dan Islam yang memajukan bangsa. Hidayat mengakui, alumni pesantren pada puncak-puncak kekuasaan dan menghadirkan kebaikan. Dari sini pula menunjukkan pesantren tak pernah mengajarkan radikalisme apalagi terrorisme.
Sistem pendidikan pesantren, menurut Hidayat masih relevan hingga saat ini. Apalagi, sistem pendidikan pesantren dikatakan sangat beragam. Ada yang khusus mengajarkan pendidikan agama, ada pula yang menggabungkan pendidikan umum.