Senin 18 Jan 2016 14:52 WIB

Baznas Perangi Rentenir di Malang

Rep: Lintar Satria/ Red: Agung Sasongko
Rentenir/ilustrasi
Foto: www.inilahjabar.com
Rentenir/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Sebanyak 40 persen warga tiap kelurahan dan 80 persen pedagang di pasar tradisional  terikat renternir di kota Malang. Situasi ini dikhawatirkan membuat harga benda masyarakat disita karena terlilit utang berbunga tinggi.

Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Malang Fauzan Zenrif, mengatakan pihaknya serius melawan rentenir di Kota Malang. Saat ini, sistem melawan rentenir berbeda dengan tahun sebelumnya.   “Tahun lalu kita memang sengaja menutup hutang warga, kali ini beda mereka kami beri pelatihan dan modal,” kata Fauzan, Senin, (18/1).

Setiap tahun Baznas menyediakan dana Rp 300 juta dari infak ditambah dana bergulir Rp 3,7 miliar, dimana dua jenis dana tersebut tidak berasal dari APBD. Sebelumnya,  Baznas akan melakukan survei kepada masyarakat yang terdampak bahaya laten rentenir.

Setelah itu warga diberi pelatihan dengan menggandeng institusi seperti Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) dan beberapa instansi lain. “Jika mereka siap, maka akan kami kasih modal dan pendampingan, hasil itu nanti yang akan digunakan warga untuk bayar hutang pada rentenir,” kata Fauzan.

Harus diakui, keterlibatan Baznas dalam membongkar pusaran rentenir ini cukup banyak hambatan. Namun, sepanjang 2015, Kecamatan Kedung Kandang yang awalnya basis rentenir, kini berangsur mulai surut. "Pada 2015 lalu 8 rumah warga disita rentenir karena terbelit hutang," kata dia. .

Ia memberi gambaran, misalnya seorang warga hutang Rp 2 juta maka dia harus mencicil Rp 50 ribu setiap harinya, padahal penghasilan mereka setiap hari hanya Rp 15 ribu sehingga ada kekurangan Rp 35 ribu. “Kondisi ini yang menyebabkan mereka akan mengambil hutang lagi untuk menutupi kekurangan,” kata Fauzan.

Jebakan seperti itu saat ini sudah menjadi hal yang umum, sehingga Baznas perlu melakukan perlawanan kepada rentenir. “Kalau dulu saya nyatakan perang, akibatnya anak saya diancam, keluarga saya juga,” tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement