REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Bank Syariah Mandiri (BSM) akan meningkatkan kerjasama dengan Pengurus Pusat (PP) Muhamadiyah.
Direktur Utama BSM Agus Sudiarto mengatakan, sebagai bank syariah terbesar dengan aset hampir Rp 70 triliun dan modal di atas Rp 5 triliun pada 2015, BSM menjadi satu-satunya bank syariah yang masuk dalam kategori BUKU III. BSM dapat menjadi mitra bisnis PP Muhammadiyah.
PP Muhammadiyah memiliki beragam amal usaha (AUM) mulai dari lembaga pendidikan, pelayanan kesehatan, dan unit bisnis lain dengan potensi bisnis yang sangat besar.
Dalam mengimplementasikan rencana strategis bersama PP Muhammdiyah, baik dalam pembangunan universitas, sekolah, rumah sakit, dan lainya, BSM menawarkan produk pendanan dan pembiyaan dengan skim syariah,
khususnya untuk manajemen kas.
''Harapan kami PP Muhammadiyah dapat mengimbau dan mendorong AUM di bawah naungannya untuk berbank syariah dengan BSM sehingga kerja sama antara BSM dan Muhammadiyah dapat lebih ditingkatkan,'' kata Agus dalam siaran resminya, Ahad (10/1).
Ketua Umum PP Muhammadiyah menyambut baik usulan peningkatan kerjasama dengan BSM. ''Muhammadiyah yakin bahwa bekerja sama dengan bank syariah akan lebih dekat pada keberkahan,'' kata Haedar Nashir.
Menurut Haedar, untuk bisa menjadikan rakyat Indonesia tuan di negeri sendiri harus ada visi membangun dan memberdayakan bangsa. Saat ini kerjasama BSM dan PP Muhammadiyah mencakup pendanaan, pembiayaan dan manajemen kas.
PP Muhammadiyah saat ini sedang berencana membangun beberapa kampus di antaranya di Jakarta dan Bandung. Pembangunan kampus ini membutuhkan anggaran yang cukup besar.
Dari laman resmi Muhammadiyah, saat ini PP Muhammadiyah memiliki 4.623 TK/TPQ, 2.604 SD/MI, 1.772 SMP/MTs, 1.143 SMA/SMK/MA, 67 pondok pesantren, 172 perguruan tinggi Muhammadiyah, dan 457 fasilitas layanan kesehatan.
Dari sisi sosial, PP Muhammadiyah memiliki 318 fasilitas sosial, 54 panti jompo, 82 fasilitas rehabilitasi difabel, 71 sekolah luar biasa, 6.118 masjid, 5.080 mushala, dan 20,945 juta meter persegi tanah.