Selasa 05 Jan 2016 17:02 WIB

Dahulu, Bangsa Afrika Lebih Superior dari Eropa

Rep: c38/ Red: Agung Sasongko
Masjid Djinguereber di Timbuktu
Masjid Djinguereber di Timbuktu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Eropa bukan bangsa superior ketika pertama kali memulai usahanya mengenali belahan-belahan lain dunia ini. Sejumlah wilayah di Asia, Timur Tengah, dan Afrika telah memiliki peradaban lebih maju sebelum itu.

Menurut catatan The Story of Africa BBC, orang-orang dari pantai timur Afrika tidak begitu terkesan ketika pemimpin ekspedisi Portugis, Vasco da Gama, tiba di sana. Mereka telah memiliki semuanya dengan mengimpor keramik dan tekstil dari India dan Cina selama berabad-abad. Vasdo da Gama mulanya tidak berniat untuk menetap di pantai timur itu.

Tapi, kemakmuran Mombasa dan Malindi serta keberadaan emas membuat pantai timur Afrika terlalu berharga ditinggalkan.

"Raja mengenakan jubah damask dihiasi dengan satin hijau dan surban yang mewah. Dia duduk di atas dua bantalan kursi dari perunggu, di bawah kerai penghalang sinar matahari merah tua dari satin yang melekat pada tiang," kesan Vasco da Gama atas penguasa Malindi di pantai timur Afrika pada 1498.

Tapi, segala sesuatu begitu cepat berubah. Islam semakin merosot, sementara Barat bergegas menyongsong abad pencerahan. Gagasan Afrika yang inferior, terbelakang, dan barbar dapat ditelusuri sampai era perbudakan pada abad ke-18.

Stereotip, pseudo-science, dan dugaan liar yang bersatu membentuk rasisme muncul dari pertarungan politik untuk menguasai benua itu pada dekade terakhir abad ke-18 dan 19. Orang-orang yang membela perbudakan merakit segudang klaim dan teori lama tentang kulit hitam, yang kemudian disebarluaskan melalui karya sastra, pamflet, kartu pos, dan kartun.

Orang tanpa perlu menginjakkan kaki ke benua itu dapat membuat serangkaian narasi menjanjikan, yang membawa pembaca kepada imajinasi kehidupan barbar. Dilansir dari The Guardian, salah satu buku yang bisa dibilang paling kuat menyebarkan ide-ide rasial tentang Afrika ditulis oleh seorang pria yang tidak pernah menginjakkan kaki di tanah Afrika.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement