Sabtu 02 Jan 2016 18:04 WIB

Tidur Kita Lebih Lama dari Shalat

General Manager Republika Penerbit Syahruddin El-Fikri memberikan tausiyah di Masjid Kubah Mas Depok, Jawa Barat, Sabtu (2/1). Acara tersebut dihadiri sekitar seribu jamaah.
Foto: Dok Syahruddin El-Fikri
General Manager Republika Penerbit Syahruddin El-Fikri memberikan tausiyah di Masjid Kubah Mas Depok, Jawa Barat, Sabtu (2/1). Acara tersebut dihadiri sekitar seribu jamaah.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK – Bagi seorang Muslim, shalat merupakan kewajiban yang utama. Namun, sesungguhnya seorang Muslim hanya menghabiskan waktu sebentar untuk shalat dibandingkan tidurnya. “Lamanya shalat kita tak seberapa dibandingkan tidur kita,” ungkap Syahruddin El-Fikri saat mengisi tausiyah di Masjid Kubah Mas Depok, Jawa Barat, Sabtu (2/1).

General Manager Republika Penerbit itu menjelaskan, shalat seorang Muslim dalam sehari semalam sebanyak lima kali. Setiap waktu shalat, paling lama  lima menit. Dikalikan lima waktu shalat, jadinya 25 menit. Satu bulan 750 menit.

“Jumlah ini masih tak sebanding dengan jumlah waktu saat kita tidur. Jika membandingkan antara shalat dan tidur, justru tidur kita lebih lama daripada shalat. Kita tidur bisa empat hingga enam jam sehari. Bandingkan dengan shalat kita yang tidak sampai setengah jam sehari,” papar Syahruddin yang juga redaktur Harian Republika.

Demikian juga dengan ibadah lainnya seperti puasa, zakat, haji, dan lainnya. Semua amalan tersebut, kata Syahruddin, hanya mengambil sedikit dari waktu maupun harta seorang Muslim.

 

“Karena itulah, sesungguhnya yang bisa mengantarkan kita ke surga bukanlah amalan kita, melainkan keimanan yang mendapatkan ridha dan rahmat dari Allah SWT,” kata Syahruddin El-Fikri yang juga ketua Badan Kemakmuran Masjid (BKM)  Nururrahman Depok.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement