REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Peneliti Institute for the Study of Islamic Thought and Civilization (INSISTS), Dr Adian Husaini menekankan pentingnya menciptakan generasi penerus yang lebih baik dan lebih kuat. Hal itu, kata Adian, bisa diwujudkan melalui pendidikan tepat guna.
Wakil Ketua Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) itu menyebutkan, pendidikan adalah aplikasi dari konsep adab. Adab, ujarnya, merupakan disiplin rohani, akli, dan jasmani yang memungkinkan seseorang dan masyarakat meletakkan segala sesuatu pada tempatnya dengan benar dan wajar.
"Hasil tertinggi dari adab ialah mengenal Allah SWT dan seorang hamba mampu melakukan ibadah dan amal shaleh pada tahap ihsan," ungkap Adian usai moluncurkan lima buku dan Muhasabah 50 tahun usianya di Kampus Universitas Ibnu Khaldun (UIKA) Bogor, Sabtu (26/12).
Konsep adab yang diterapkan dalam masyarakat, kata dia, akan mewujud bangkitnya peradaban Islam. Namun, hal itu perlu didahului dengan bangkitnya tradisi ilmu karena seseorang dapat menjadi manusia beradab jika memiliki ilmu yang benar.
Ketua Program Magister dan Doktor Pendidikan Islam Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor itu menjelaskan, sebetulnya pemerintah Indonesia sudah memiliki konsep karakter.
Namun, sebagai umat Islam Adian mengajukan gagasan bahwa Islam memiliki konsep pendidikan karakter yang lebih kuat dasar dan azasnya yaitu konsep adab.
"Jadi mestinya pemerintah cukup mendorong dan memfasilitasi umat Islam untuk menerapkan konsep pendidikan adab ini, karena kekeliruan penerapan pendidikan ke depan akan melahirkan generasi yang lemah," tuturnya.
Wakil Rektor IV UIKA Bogor Nirwan Syafrin menganggap Adian adalah jenderal penggerak generasi yang mumpuni.
Kata Nirwan, Adian yang pernah menjadi Dosen Jurnalistik di Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) di UIKA selalu aktif mengarahkan mahasiswanya untuk terus menulis, baik menerbitkan buku atau menuangkan gagasan dalam artikel.
Nirwan juga mengapresiasi Adian yang secara aktif merespon persoalan dan tantangan zaman dalam belasan karyanya. Meski tak semua pemikirannya disepakati awam, namun gagasan-gagasan itu memperlihatkan konsep dan dimensi lain yang mencerahkan.
"Karya-karya beliau diperlukan oleh umat dan masyarakat awam sebagai panduan di tengah arus liberalisasi, sekulerisasi, dan globalisasi," ungkap Nirwan.
Sebagai wujud kontemplasi dalam usianya yang ke-50 tahun, Adian Husaini merilis lima buku terbarunya di Universitas Ibn Khaldun Bogor.
Lima judul buku yang ia rilis yakni 10 Kuliah Agama Islam, Liberalisasi Islam di Indonesia, Kerukunan Beragama dan Kontroversi Penggunaan Kata 'Allah' dalam Agama Kristen, 50 Tahun Perjalanan Meraih Ilmu dan Bahagia, serta Mewujudkan Indonesia Adil dan Beradab.