Rabu 09 Dec 2015 13:28 WIB

Runtuhnya Sistem Kesehatan di Gaza

Rep: gita amanda/ Red: Muhammad Subarkah
 Tiga anak Palestina berfoto bersama saat merayakan Hari Raya Idul Fitri di Gaza, Palestina, Jumat (17/7).  (AP/Khalil Hamra)
Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Gaza, Palestina

Beberapa rumah sakit di sana telah berusia enam dekade. Tiga dari lima bangunan utama di al-Shifa juga berasal dari era yang sama, dua di antaranya bahkan telah runtuh. Yakni gedung kebidanan dan gedung kedokteran internal.

Direktur Umum dari komplek rumah sakit al-Shifa Medhat Abbas mengatakan kepada Aljazirah, bahkan sebelum atap bangunan runtuh ambruk mereka kerap menemui masalah lain. Para pasien harus rela berdesak-desakan tinggal di lorong rumah sakit. Ini karena bangsal-bangsal rawat inap juga telah penuh.

Abbas mengatakan, telah mengupayakan bantuan dari lembaga-lembaga internasional untuk membangun gedung baru. Tapi menurutnya hingga kini belum berhasil.

"Kami telah memberitahu semua orang dan menyajikan perkembangan terbaru situasi (rumah sakit). Tak ada yang mendengarkan," ujar Abbas.

Perlu sekitar 10 juta dolar untuk membangun dua gedung baru yang runtuh di kompleks al-Shifa. Tapi siapa yang akan membiayai proyek-proyek ini masih belum jelas.

Menurut Abbas saat ini saja puluhan ribu mantan karyawan Hamas di Gaza belum mendapat gaji penuh mereka selama berbulan-bulan. Sedangkan pemerintah konsensus di Ramallah telah menghindari diri untuk menangani krisis di Gaza.

Bahkan jika dana dijamin diberikan, kemajuan pembangunan bisa saja terhenti oleh blokade Israel terhadap bahan bangunan memasuki wilayah itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement