Rabu 09 Dec 2015 13:28 WIB

Runtuhnya Sistem Kesehatan di Gaza

Rep: gita amanda/ Red: Muhammad Subarkah
 Tiga anak Palestina berfoto bersama saat merayakan Hari Raya Idul Fitri di Gaza, Palestina, Jumat (17/7).  (AP/Khalil Hamra)
Tiga anak Palestina berfoto bersama saat merayakan Hari Raya Idul Fitri di Gaza, Palestina, Jumat (17/7). (AP/Khalil Hamra)

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Zinat al-Jundi masih berada di tempat tidurnya di ruang bersalin di rumah sakit al-Shifa di Gaza, saat puing semen dan beton jatuh ke tempat tidur di sampingnya. Padahal tempat tersebut ditempati seorang ibu yang baru saja melahirkan dan bayinya.

Beruntung puing-puing yang jatuh tadi tak melakuai mereka. Padahal sang ibu baru saja memindahkan bayinya saat puing beton itu jatuh.

"Teman sekamar saya baru saja memindahkan bayinya ke tempat tidur. Itu keajaiban kami tak terluka," ujar Jundi mengatakan kepada Aljazirah, Selasa (8/12).

Puing-puing memang kerap jatuh ke kamar pasien, setelah atap bangunan beton itu sempat amburk bulan lalu. Kala itu robohnya atap sempat menimbulkan kepanikan hingga pihak rumah sakit mengevakuasi pasien dari seluruh fasilitas.

Insiden itu bukan hal yang tak terdugam mengingat bangunan berusia 60 tahun tersebut tak pernah mendapat perawatan dan pemugaran. Padahal ribuan orang menggunakannya setiap hari. Bangunan tua itu pun telah lama menunjukkan tanda-tanda rusak, retakan banyak terdapat di dinding merayap hingga langit-langit.

Runtuhnya atap di rumah sakit al-Shifa, merupakan manifestasi terbaru dari krisis kesehatan di Gaza. Sebagai wilayah yang dikepung blokade Israel dan Mesir, Gaza harus berjuang memberikan perawatan memadai bagi 1,8 juta populasinya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement