Rabu 02 Dec 2015 19:21 WIB

Pemikiran Islam Indonesia untuk Wujudkan Persatuan Umat

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Andi Nur Aminah
Shalat berjamaah. (ilustrasi)
Foto: Prayogi/Republika
Shalat berjamaah. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai-nilai Islam Indonesia dianggap layak untuk disebarkan secara global. Akan tetapi, pandangan itu bukan untuk mengerdilkan Islam di belahan dunia lain.

"Islam perlu maju bersama. Yang membuat Islam kuat adalah Islam yang bersatu," ujar Direktur Riset International Institute of Islamic Thought Ermin Sinanovic dalam Seminar Internasional bertajuk "Globalisasi dan Pengaruh Karya Besar Muhammadiyah dalam Pemikiran Keislaman di Asia Tenggara", Rabu (2/12).

Sinanovic mengaku, untuk mewujudkan persatuan Islam tidak perlu merasa lebih baik. Ia tidak sependapat dengan dikotomi arabisasi dan pribumisasi Islam. Ia menilai Islam diturunkan untuk semesta alam dan tidak untuk dimiliki satu kelompok tertentu.

(Baca Juga: Nilai-Nilai Islam Indonesia Layak Diekspor Global).

Ia mengatakan, Rasulullah SAW dalam khutbah wada berucap, Arab tidak lebih baik dari non Arab dan begitu juga sebaliknya. "Itu menjadi poin penting untuk mempersatukan Islam," ujarnya.

Terkait dengan paham ekstrim keagamaan yang banyak bersumber dari Timur Tengah, Ermin tidak sependapat. Ia mengaku, paham ekstrim bisa tumbuh di mana pun. Ia mengatakan, tugas Muslim saat ini adalah menyampaikan Islam moderat dengan jelas. "Ekstrimis harus diperjelas bahwa mereka bukan bagian Islam," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement