REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Cahaya Solaria merasa lega dan bersyukur dari himpitan yang akhir-akhir ini menimpa restoran mereka. Manajer Operasional Dedy Nugrahadi mengharapkan agar pelanggan tidak khawatir karena Solaria adalah restoran lokal.
LPPOM MUI baru saja memutuskan status kehalalan Solaria masih sesuai dengan fatwa MUI. Karena hasil tes yang dilakukan LPPOM MUI selama sekitar enam hingga tujuh hari pada bulan ini tersebut menyatakan bumbu masakan di restoran Solaria tidak terdapat DNA babi.
Ketika ditanyakan terkait tuduhan dari Dinas Pertanian, Kelautan dan Perikanan kota Balikpapan yang menyatakan terdapat unsur babi dalam bumbu rendam dan bumbu campur tersebut, dia tidak ingin berkomentar lebih jauh. Apalagi untuk menuntut balik pihak DPKP kota Balikpapan.
"Kami tidak ingin menduga-duga seperti itu, hasilnya sudah ketahuan Solaria tidak mengandung DNA babi, hasil terakhir inilah yang kami jadikan acuan," katanya dalam konferensi pers di hotel Grand Alia, Jakarta, Jumat (11/27).
Dia mengaku isu ini sangat sensitif meskipun terjadi begitu cepat. Kendati demikian perusahaan belum menghitung lebih lanjut kerugian yang dialami setelah hantaman isu ini. Nantinya, mereka akan menghitung dan memastikan jumlah kerugian akibat munculnya isu negatif tersebut.
Selain itu dia menegaskan bahwa setelah kejadian ini perusahaan akan lebih meningkatkan kualitas pelayanan dan keanekaragaman produk.
Karena dia menyadari permintaan konsumen tidak terbatas. Kemudian dia juga menegaskan bahwa tidak ada masalah dari pengawasan internal karena permasalahan tersebut datangnya dari pihak luar Solaria.
Restoran brand lokal yang sudah tersebar di seluruh kota provinsi di Indonesia ini mengaku sudah mengikuti seluruh prosedur yang ada dalam melakukan uji tes lab. Solaria juga memiliki tim khusus yang mengurusi sertifikasi tersebut.
Dengan keluarnya keputusan dari LPPOM MUI tersebut, Solaria menjamin kehalalan seluruh masakan yang dihidangkan oleh restoran-restoran mereka.
Ikuti Whatsapp Channel Republika