Jumat 27 Nov 2015 16:58 WIB

Teladan Nabi Zakaria dan Isya Binti Faqudza

Rep: Sri Handayani/ Red: Agung Sasongko
Perempuan Sholehah (ilustrasi)
Foto:
Perempuan Sholehah (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Karena lemahnya iman Bani Israil, Nabi Zakaria AS khawatir akan keselamatan dirinya dan kaum beriman. Ia berdoa kepada Allah SWT agar diberikan keturunan yang akan meneruskan amanahnya. Namun, Isya tak juga kunjung berbadan dua. Hingga memasuki masa menopause, ia belum juga hamil.

Doa-doa Nabi Zakaria AS senantiasa dikabulkan oleh Allah SWT. Ia pun kembali berdoa kepada-Nya, "Ya Tuhanku, sungguh tulangku telah lemah, kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu, ya Tuhanku."

Ia meminta keturunan kepada Allah SWT yang akan menjadi penerus Nabi Yaqub AS. Ia juga berdoa agar penerusnya akan mewarisi jejaknya sebagai nabi, rasul, sekaligus cendekiawan. Allah SWT kemudian mengabarkan akan memberi anak bernama Yahya.

Zakaria meminta Allah untuk memberi sebuah tanda yang menunjukkan kehamilan istrinya sebab istrinya mandul dan usianya telah tua. Diberikanlah tanda kepada Zakaria AS bahwa ia tidak akan dapat bercakap-cakap dengan manusia selama tiga hari tiga malam, padahal dalam kondisi yang sehat.

Orang-orang merasa aneh dengan apa yang terjadi pada Zakaria. Mereka menunggu dia keluar dari tempat ibadah (mihrab). Nabi Zakaria AS keluar dengan wajah yang pucat hingga mereka bertanya apa yang terjadi padanya.

Zakaria AS menulis di atas tanah untuk mereka, "Agar kalian bertasbih pada waktu pagi dan petang ...."

Zakaria AS memang keluar menemui mereka tiap pagi dan petang. Ketika tiba waktu kehamilan istrinya, ia masih dalam keadaan tidak bisa bicara. Dia keluar memberi isyarat tentang berita kehamilan istrinya dan memerintahkan mereka untuk shalat.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement