Selasa 24 Nov 2015 22:43 WIB

Menag: Santri tak Suka Humor Perlu Dipertanyakan

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Andi Nur Aminah
Menag Lukman Hakim Saifuddin
Foto: antaranews
Menag Lukman Hakim Saifuddin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama Republik Indonesia Lukman Hakim Saifuddin menilai santri dan kartun memiliki banyak keterkaitan. Pertautan itu menjadi nilai penting yang terkandung dalam makna Pameran Kartun Santri Nusantara yang digelar Kementerian Agama mulai 24 hingga 30 November 2015 di Galeri Nasional, Jakarta. 

Salah satu keterkaitan antara santri dan kartun, Lukman mengatakan, adalah keduanya sama-sama mengandung unsur humor. "Kalau santri tidak suka humor perlu dipertanyakan kesantriannya," kata Lukman dalam sambutannya sekaligus membuka pameran tersebut, Selasa (24/11).

Lukman mengaku, santri dan kartun sama-sama menyampaikan pesan satir dan ironi dari realita dengan balutan humor. Lukman mengaku, meski santri dan kartun berada di dunia berbeda ia melihat sejumlah kesamaan lain. (Baca Juga: Kemenag Gelar Pameran Kartun Santri Nusantara)

Selain humor, Lukman menilai santri dan kartun memiliki ruh intelektual. Dua hal itu, ujarnya, acap kali mengajak masyarakat untuk berpikir dan menggunakan akal pikiran.

Santri dan kartun, Menag mengatakan, juga mengajak masyarakat berorientasi pada upaya perbaikan sosial kemasyarakatan. Lukman mengakui, lewat pameran tersebut, Kemenag mencoba memberikan terobosan. Selain untuk mengapresiasi karya seni, Kemenag juga ingin belajar banyak dari kritikan para kartunis.

"Kami tentu berharap, dunia santri melalui kartun bisa bersyiar dengan santun dan berakhlak,'' ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement