Selasa 24 Nov 2015 17:23 WIB
Serangan Teror Paris

Muslim Italia Rasakan Dampak Negatif Serangan Teror Paris

Muslim Italia
Muslim Italia (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Komunitas Muslim Italia sempat dikejutkan dengan pidato kebencian yang disiarkan televisi. Seorang pemudia berusia 24 tahun mengatakan serangan teror Paris hal yang benar.

Bagi Muslim Italia, pidato kebencian tersebut tanda-tanda reaksi yang mengkhawatirkan. Wajah kecemasan bertambah, surat kabar Il Gazzettino melaporkan seorang hakim Venetian, Carlo Nordio, telah menyerukan agar jilbab atau hijab dilarang demi kepentingan keamanan.

Survei di situs surat kabar tersebut mengungkapkan 90 persen dari pembaca mendukung gagasan itu. Bahkan yang lebih mengkhawatirkan lagi, pernah terjadi dua serangan terhadap wanita Muslim di Bologna, padahal kota tersebut dikenal dengan liberalismenya.

Jilbab milik Melania (22) disobek, sedangkan Fatima (20) dituduh teroris di alun-alun kota serta diminta kembali ke tempat asalnya. Guru berkebangsaan Inggris yang beragama Islam sejak lahir, Sarah Ager, menceritakan bagaimana kehidupannya sehari-hari setelah dipengaruhi serangan tersebut.

“Suasana di kelas saya berubah setelah serangan Paris,” kata dia.

Tragedi itu harusnya justru menciptakan kesempatan ruang dialog antarkelompok beragama. Namun nyatanya, orang dewasa terbiasa menghindar dari topik agama dan politik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement