Selasa 10 Nov 2015 23:30 WIB

1.200 Ponpes Diajak Bangkitkan Swasembada Pangan

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Andi Nur Aminah
Sejumlah santri mengikuti gerak jalan dengan memakai pakaian khas pesantren. saat acara Festival Santri.
Foto: ANTARA FOTO/ Budi Candra Setya
Sejumlah santri mengikuti gerak jalan dengan memakai pakaian khas pesantren. saat acara Festival Santri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia merupakan negara agraris terbesar kedua di dunia setelah Brasil. Namun sayangnya sejak 1992 Indonesia tak lagi mencapai swasembada pangan di bidang pertanian.

D irektur Operasi PT Bhakti Bumi Mandiri, Bambang Rudiansyah mengatakan PT Bhakti Bumi Mandiri berupaya mengembalikan kejayaan pertanian di Indonesia. "Kami mengembangkan pertanian dengan integrated farming system, pertanian dengan cara modern namun bersahabat dengan alam," katanya Selasa, (10/11).

Dalam mengembangkan pertanian modern ini, ujar Bambang, pihaknya akan menggandeng 1.200 pondok pesantren (ponpes) di Banten. "Kami akan memberikan benih padi ke ponpes, lalu mengajari para santri bertani untuk menanam benih tersebut, setelah panen kami akan membeli hasilnya," ujarnya.

Ponpes, terang dia, dipilih sebagai rekanan karena secara historis pernah menjadi lumbung padi nasional. "Kami ingin membangkitkan hal itu kembali," katanya.

Dia mengatakan jika  ponpes ada yang gagal panen satu atau dua kali, tidak masalah. Ponpes akan terus dibina lagi supaya santri-santrinya menjadi ahli pertanian.

Menurutnya, perusahaannya sudah bisnis besar, jadi kami sudah tahu resikonya seperti apa. Namun untuk mewujudkan kembali swasembada pangan bukan hanya mimpi sebuah perusahaan namun menjadi impian  seluruh rakyat Indonesia.

Bambang mengatakan akan membuat pusat pelatihan untuk melakukan pertanian modern tapi bersahabat dengan alam. Contohnya seperti yang sudah dipraktikkan di Jepang, Thailand, dan Vietnam.

Pasar yang disasar untuk produk pertanian ini adalah pasar lokal terlebih dulu. "Masak kita harus impor beras terus, saatnya kita memenuhi kebutuhan beras dalam negeri," katanya. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement