REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, Mohammad Siddik menyesalkan adanya unjuk rasa yang dilakukan beberapa warga yang melarang pembangunan masjid di kampung Andai, distrik Mansel, kabupaten Manokwari, Papua.
Hal ini menurut dia akan menambah kekisruhan di Indonesia, khususnya di Papua. Selain itu dia juga menghimbau kepada masyarakat untuk tetap menjaga emosi agar tidak menambah ketegangan.
"Memang Manokwari juga terdengar sempat melarang pemakain jilbab, hal itu bertentangan dengan UUD 1945. Mestinya kita semua berpikir jernih dan berkepala dingin, agar situasi tidak semakin memanas," ungkapnya kepada Republika, Selasa (3/11).
Dia mengaku khawatir ada hal-hal di balik semua kejadian yang menyeret isu agama ini. Maka dari itu dia meminta kepada pihak keamanan untuk menyelidiki apakah ada provokasi dalam kasus unjuk rasa di Manokwari tersebut.
"Soal Tolikara juga belum jelas, waktu itu sudah ketahuan aktor intelektualnya. Pak Kapolri juga sudah meminta untuk menuntaskan," demikian tegasnya.
Dia curiga ada tendensi yang sengaja ingin menutup-nutupi motif lain di balik adanya berbagai kejadian sensitif tersebut. Sehingga dia menegaskan agar pihak yang berwenang bertindak adil sesuai hukum yang berlaku, pihak yang salah disalahkan dan yang benar dibenarkan.