REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Saat ini, rakyat Cina terbagi dalam 56 kelompok etnis, 10 di antaranya et nis Muslim. Dari 10 kelompok etnis Muslim itu, etnis Hui merupakan kelompok terbesar dengan jumlah 9,8 juta orang atau 48 persen dari seluruh populasi Muslim Cina.
Kelompok etnis Muslim terbesar kedua adalah Uighur yang berjumlah 8,4 ju ta orang atau 41 persen dari seluruh populasi Muslim Cina. Tak seperti Hui yang berbicara dalam bahasa Cina, etnis Uighur sehari-hari bertutur dalam bahasa Turki.
Selama hampir 1.000 tahun dengan melewati masa pemerintahan lima dinasti, etnis Muslim Hui hidup tenang dan damai di Cina. Keberadaan mereka tersebar di semua provinsi dan memberikan kontribusi penting terhadap semua aspek kehidupan di Cina, mulai dari militer, ekonomi, sains, hingga seni.
Tumbuh di tengah peradaban non- Muslim, etnis Hui berusaha mengenalkan sekaligus mempraktikkan budaya Islam yang luhur dan menyelaraskannya dengan budaya Cina. Hal inilah yang membuat mereka bisa hidup dengan tenang di Cina, tanpa harus kehilangan jati diri mereka sebagai Muslim.
Fakta itulah yang membuat kelompokkelompok minoritas di berbagai tempat di dunia ini perlu belajar kepada etnis Hui. Pengalaman hidup orang-orang Hui benarbenar telah menunjukkan kekuatan Islam. Me reka berhasil membuktikan bahwa Is lam mampu hidup selaras dengan peradaban yang berbeda. Bahkan, dalam ka sus Cina, Islam mampu menciptakan budaya dan adat-istiadat yang indah serta unik.
Untuk bisa berpadu dengan budaya setempat, kaum Muslimin di Cina biasanya mengekspresikan spiritualitas mereka melalui arsitektur, karya sastra, kaligrafi, juga kuliner. Dalam hal ini, etnis Muslim Hui bisa menjadi contoh kelompok minoritas lainnya tentang bagaimana cara menyelaraskan budaya dan agama. (Sumber: Pusat Data Republika)