REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Para ulama Islam dari Hunan dilaporkan dipanggil ke Beijing untuk mempelajari keterampilan penafsiran yang akan memungkinkan mereka untuk mengkhutbahkan Alquran yang disesuaikan dengan ajaran masyarakat sosialis.
Front Persatuan dan Asosiasi Islam China yang dikendalikan pemerintah mengungkapkan, tidak hanya Islam, tetapi Alquran itu sendiri juga harus lebih didekatkan dengan kondisi saat ini (mensinonimkan). Front tersebut memanggil mereka ke Beijing untuk mengikuti pelatihan yang dimulai pada tanggal 13 Oktober 2024.
Setidaknya, ada lebih dari 100.000 Muslim Hui di Hunan. Di sana juga terdapat minoritas Uighur, dan Muslim Uighur dan Hui melakukan perkawinan campur, sehingga membuat situasi Islam lokal laiak untuk diawasi secara ketat oleh pihak berwenang, dikutip dari laman Bitter Winter, Rabu (23/10/2024).
Divisi Keempat dari Biro ke-12 dari Departemen Kerja Front Persatuan Pusat menjadi tuan rumah pertemuan di Beijing, bersama dengan beberapa birokrat nasional tertinggi dari Asosiasi Islam China, termasuk Wakil Presiden Mu Kefa.
Mu menyambut para peserta pelatihan, dan menyatakan bahwa pelatihan ini akan berfokus pada mempelajari semangat Sidang Paripurna Ketiga Komite Sentral PKC ke-20 dan pandangan Sekretaris Jenderal Xi Jinping tentang pekerjaan keagamaan. Tujuannya termasuk mempromosikan Sinisisasi Islam dan mengajarkan para peserta pelatihan keterampilan penafsiran untuk menangani Alquran.
Mereka harus mengkhutbahkan Kitab Suci yang ditafsirkan sesuai dengan Era Baru, slogan favorit Xi Jinping, sehingga mereka akan melayani kesadaran politik dan secara aktif membimbing Islam untuk beradaptasi dengan masyarakat sosialis.
Sinisisasi tidak berarti mengadaptasi Alquran dan Islam dengan tradisi Tiongkok, tetapi dengan prinsip-prinsip masyarakat sosialis dan apa yang disebut Xi Jinping sebagai ”Marxisme dengan karakteristik Tiongkok untuk peremajaan negara di Era Baru.”
Sebuah laporan menunjukkan bahwa kursus pelatihan tersebut berlangsung selama seminggu dan melibatkan tiga puluh delapan ulama dari berbagai kota di Provinsi Hunan.