REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Keadilan Sejahtera (PKS) meminta pemerintah lebih serius untuk memerhatikan santri di Indonesia. Bukan hanya soal hari santri saja, namun juga soal dukungan pendidikan dan kehidupan santri.
Ketua Fraksi PKS, Jazuli Juwaini mengatakan, peran santri di Indonesia sudah tidak diragukan lagi. Kontribusi yang diberikan santri bahkan sudah muncul jauh sebelum Indoensia merdeka.
“PKS berharap bukan hanya santri, tapi ponpes (pondok pesantren) dan santrinya mendapat dukungan riil dari pemerintah,” kata Jazuli di kompleks parlemen Senayan, Senin (26/10).
Jazuli menambahkan, selama ini perhatian pemerintah untuk santri dan ponpes dinilai masih sangat minim. Padahal, santri yang dihasilkan dari ponpes sudah terbukti teruji kiprahnya. Dalam berkontribusi, santri tidak menuntut untuk kelihatan bekerja, namun lebih didasari sikap keikhlasan. PKS meminta agar pemerintah lebih mendukung kegiatan pendidikan di pondok pesantren.
PKS, kata Jazuli, ingin menjadi pelopor untuk memajukan santri dalam kiprahnya di Indonesia. Fraksi PKS menggelar seminar bertema ‘Aktualisasi Pemuda di Kalangan Santri’. Seminar ini bertujuan untuk menghimpun ide dari pakar serta stakeholder terkait peran pemuda dan santri. Selain itu, seminat yang banyak dihadiri oleh tokoh Islam ini juga untuk mempererat silaturahim antara umat Islam sendiri.
“Santri dan pemuda memiliki hubungan yang erat dalam rangka menggugah kesadaran sejarah generasi muda, ini mampu menciptakan momentum kebangkitan,” imbuh dia.
Politikus PKS ini mengatakan, setelah tanggal 28 Oktober ditetapkan sebagai hari Sumpah Pemuda, beberapa waktu lalu Presiden juga menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai hari Santri. Ini adalah tonggak sejarah bagi pemuda dan santri.