Rabu 21 Oct 2015 14:43 WIB

Banyak Pemimpin Terdahulu Tumbuh dari Pesantren

Rep: Antara/ Red: Andi Nur Aminah
Pesantren Sehat bagi sekitar 216 santri dan masyarakat sekitar di Pesantren Darul Khoir, Kampung Bambu Kuning Rt 02/03, Desa Karihkil, Kec.Ciseeng, Bogor.  (foto : dok. Al Azhar Peduli Ummat )
Pesantren Sehat bagi sekitar 216 santri dan masyarakat sekitar di Pesantren Darul Khoir, Kampung Bambu Kuning Rt 02/03, Desa Karihkil, Kec.Ciseeng, Bogor. (foto : dok. Al Azhar Peduli Ummat )

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Salah satu tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Semarang, KH Ahmad Fauzan mengatakan tidak bisa dipungkiri santri banyak berperan dalam perjuangan untuk melahirkan bangsa Indonesia. Kiai Fat, panggilan KH Ahmad Fauzan bahkan menyebut budaya santri (budaya pesantren) merupakan cikal bakal pendidikan di Indonesia. Sebelum ada sekolah yang dibangun Belanda, ia mengatakan, pesantren dengan santri-santrinyalah yang menjadi ujung tombak pendidikan di negeri ini.

 

Dia mengatakan, pesantren dan santri tidak bisa lepas dari pendidikan bangsa ini, meski dalam lingkup kecil di desa-desa. “Pemimpin kita dulu saja, banyak yang tumbuh dari pesantren,” katanya.

 

Ia menyebut tak sedikit santri menjadi tokoh pejuang Indonesia. Seperti KH Ahmad Dahlan pendiri Muhammadyah, KH Hasyim Asyari tokoh pendiri NU. “Bahkan pahlawan emansipasi wanita, RA Kartini juga merupakan santriwati pertama KH Soleh Darat.

 

Meski begitu ia juga mengamini sebangai lembaga untuk pendidikan rakyat, pesantren pada masa orde baru justru tidak pernah diakui oleh pemerintah. Padahal banyak tokoh-tokoh di daerah merupakan lulusan pesantren.

 

Oleh karena itu, dengan adanya Hari Santri Nasional (HSN) dia berharap akan bisa menghapus diskriminasi yang tumbuh selama masa orde baru. “Di mana santri tidak mendapatkan kesempatan sama dengan mereka yang mengenyam pendidikan umum,” tambah Kiai Fat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement