Rabu 21 Oct 2015 12:03 WIB
Setahun Jokowi-JK

'Jangan Pernah Anggap Pembangunan Ekonomi Selesaikan Kemiskinan'

Rep: c 93/ Red: Indah Wulandari
Kekuasaan zalim, menghasilkan kesenjangan dan kemiskinan.
Kekuasaan zalim, menghasilkan kesenjangan dan kemiskinan.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah harus fokus pada pembangunan sumber daya manusia melalui jalur pendidikan jika benar-benar ingin memberantas kemiskinan.

Mindset berpikir kita harus diubah. Jangan pernah menganggap pembangunan ekonomi itu akan menyelesaikan masalah kemiskinan. Sebeb yang bisa mengatasi itu semua hanyalah pendidikan,” kata sosiolog UIN Syarif Hidayatullah Musni Umar saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (21/10).

Sebab menurutnya, jika hanya fokus pada pembangunan ekonomi, tanpa memikirkan cara memajukan pendidikan, hanya akan semakin memperkaya orang kaya saja.

 

Pria yang juga menjabat sebagai Wakil Rektor Universitas Ibnu Chaldun Jakarta itu menambahkan, cara yang tepat untuk memajukan pendidikan di negeri ini adalah dengan memperbanyak beasiswa. Sebab, Kartu Indonesia Sehat saja tidak akan cukup memberantas kebodohan yang ada di Indonesia.

 

“Kalau orang-orang miskin itu diberi kesempatan untuk pergi belajar, kemudian dibiayai per bulannya sekian, dalam waktu paling lama 15 tahun, sudah menjadi orang hebat dia itu,” tambah Musni.

 

Hingga saat ini, masyarakat Indonesia sangat sulit masuk ke sektor formal karena mayoritas pendidikan masyarakat Indonesia sangatlah rendah. Setidaknya, 76 persen penduduk Indonesia hanya tamat SMP dan tidak tamat SD.

 

“Maka dari itu, sekalipun terbuka pekerjaan dari investasi asing misalnya, tetap saja rakyat jelata tak bisa masuk ke dalam sektor lapangan kerja. Saya paham betul karena pernah melakukan penelitian di Sagaranten, Sukabumi,” ucap Musni.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement