Kamis 15 Oct 2015 23:38 WIB

MUI Banjarbaru Bertekad Hilangkan Empat Kemungkaran

Rep: Antara/ Red: Andi Nur Aminah
 Petugas Satpol PP memasang papan pengumuman pelrangan prostitusi di kawasan eks-Lokalisasi Kaliwungu, Tulungagung, Jawa Timur, Jumat (8/5).
Foto: Antara/Destyan
Petugas Satpol PP memasang papan pengumuman pelrangan prostitusi di kawasan eks-Lokalisasi Kaliwungu, Tulungagung, Jawa Timur, Jumat (8/5).

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARBARU -- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Nafiah Muhja bertekad ingin menghilangkan empat kemungkaran yang masih berlangsung di kota itu. "Kami bertekad membasmi empat kemungkaran yang masih berlangsung sehingga kehidupan bermasyarakat bebas dari kemungkaran," ujarnya di Kota Banjarbaru, Kamis (15/10).

Ia mengatakan, ada empat kemungkaran yang masih terjadi di Banjarbaru yakni prostitusi pada tiga lokasi berbeda. Tempat prostitusi itu secara resmi sudah ditutup namun tetap beroperasi.

Disebutkan, prostitusi terselubung yang masih beroperasi seperti di Km 18 atau eks lokalisasi pal lapanbelas, kawasan Pembatuan Dalam (Pemda) dan eks lokalisasi Batu Besi. Tiga lokalisasi itu dinyatakan sudah ditutup sejak 2003 tetapi masih tetap beroperasi. "Ini merusak citra Kota Banjarbaru dan seharusnya ditindak tegas," ucapnya.

Menurut dia, solusi mematikan eks lokalisasi yakni menawarkan kepada investor untuk membangun kawasan perumahan di kawasan setempat agar aktivitas haram bisa terhenti. Selain ketegasan pemkot untuk menindaknya, ia mengatakan, solusi yang tepat adalah menjadikan kawasan tersebut sebagai areal perumahan sehingga aktivitasnya bisa dihilangkan.

Ditekankan, eks lokalisasi itu harus bisa dihilangkan.  Nafiah optimistis hal itu bisa dilakukan karena berkaca dari pusat prostitusi terbesar di Surabaya yakni Dolly dan Bangun Sari yang bisa dihentikan aktivitasnya.

Kemungkaran kedua yakni tempat karaoke terutama yang menyalahi ketentuan. Seperti menyediakan sarana bagi pengunjung untuk bermaksiat baik minuman keras dan prostitusi. Ketiga yakni keberadaan salon plus yang memberikan pelayanan lebih kepada lelaki baik secara langsung di salon itu, maupun menyediakan wanita untuk dibawa keluar.

Terakhir adalah peredaran narkotika dan zat-zat berbahaya yang masih banyak beredar di Banjarbaru. Karena itudiperlukan kerja sama kepolisian, BNN dan ulama membasminya. "Intinya, MUI sebagai tempat berhimpunnya ulama siap membasmi segala kemungkaran dan harapan kami mendapat dukungan pemerintah dan masyarakat," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement