REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Usulan untuk melaksanakan gerakan eco rumah ibadah mendapat sambutan positif dari berbagai kalangan. Usulan ini digaungkan Din Syamsuddin, Ketua Tim Pengarah Siaga Bumi dalam Rembuk Nasional Tokoh Agama Menanggapi Perusakan Lingkungan Hidup dan Menahan Laju Perubahan Iklim di Jakarta, Kamis (15/10).
Wakil Direktur Pusat Studi Islam Universitas Nasional Fachrudin Mangunjaya mengatakan uji coba eco masjid akan diterapkan di Sentul, Jawa Barat. Konsep eco diterapkan untuk pengelolaan air dan sampah.
"Air bekas wudu dialirkan lebih cepat masuk ke dalam tanah, dibuat seperti lubang biopori. Selain itu, ada juga program panel surya di masjid lain untuk menghemat biaya listrik dan mengurangi emisi," ujar dia.
Sebelumnya eco vihara sudah dilaksanakan di Vihara Ciapus, Bogor. Perwakilan Walubi Suhadi Senjaya mengatakan eco vihara di Ciapus, Bogor, sudah dilaksanakan sejak awal vihara mulai dibangun pada 2000. Caranya dengan menyisakan lahan yang cukup luas untuk ditanamai ribuan pohon jati, damar, kayu manis, kayu putih, dan sengon.
"Hasilnya jelas sudah dirasakan, air tidak lagi mengalir deras ke vihara, tetapi tertahan oleh pohon-pohon yang sudah cukup besar, usianya sudah sekitar delapan tahun," katanya.
Vihara juga melakukan daur ulang sampah untuk dimanfaatkan di lingkungan vihara. Suhadi mengatakan, sampah plastik dipisahkan dan dijual. Sedangkan sampah organik dipakai lagi untuk pupuk sebagai kompos.