REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Budi Gunawan sejak muda hidup dalam gelimang dosa yang luar biasa. Hal itu dialaminya setelah mendapatkan keberkahan rezeki. Sampai pada satu titik, Budi diberikan cobaan yang luar biasa pada tahun 1999.
"Pada tahun itu, saya mendapat serangan jantung di Bali. Saya alami koma tiga bulan lamanya. Selama koma, saya diperlihatkan kehidupan dari lahir hingga saat itu. Saya juga diperlihatkan betapa tempat menunggu arawah-arwah yang begitu mengerikan," papar dia seperti dikutip mualaf.com, belum lama ini.
Selama koma, ia teringat diberitahu tujuh pernyataan yang harus diamalkan. "Disitu saya terbangun rasanya seperti tiga jam saja ternyata tiga bulan saya terbaring koma di Rumah sakit, kenangnya.
Sejak itu, ia mulai membaca kembali Alkitab. Ia perdalam bacaan itu setahun lamanya. "Dari situ saya jadi penginjil dengan berkeliling gereja satu ke gereja yg lain dan dari kota satu ke kota yang lain.Hal itu saya lakukan selama 5 tahun," kata dia.
Memasuki tahun 2007, hidayah datang padanya. Pertama, ia diminta membaca firman Allah. Saat itu, ia diperkenalkan oleh koleganya Alquran. Pertama kali mendengar, Budi begitu kagum. "Belakangan baru saya tahu teman saya membaca basmalah," kata dia.
Oleh temannya, Budi diberitahu setiap Muslim bila membaca Alquran semuanya sama. Budi ragu soal itu. "Saya tidak percaya hingga saya panggil karyawan saya sampai 8 orang yang beragama Muslim untuk membacanya dan ternyata sama," kata dia.
Setelah itu, Budi tak bisa tidur semalaman. Ia menangis dan merenung. "Inilah Firman ALLAH yang dikidung dan dimazmurkan tanpa bantuan alat musik apapun tapi sudah disempurnakan Allah hanya dengan panca indera kita Allah hu Akbar," kata dia.
Sejak itu, satu persatu pernyataan dibukakan Allah. Pada pernyataan yang kedua, Budi memutuskan membaca dua kalimat syahadat."Dan sejak itu saya Mualaf InsyaAllah sampai Allah memanggil saya kembali, Amin," kata dia.