REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Pengurus Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sumatra Selatan (Sumsel) menyatakan tokoh agama berperan mencegah berkembangnya faham radikal terorisme di tengah-tengah kehidupan sosial bermasyarakat. Melihat besarnya peran tokoh agama itu, FKPT mengelar dialog publik dengan tema "Peran Tokoh Agama Dalam Pencegahan Faham Radikal Terorisme di Provinsi Sumatera Selatan" untuk menyamakan persepsi memerangi aksi terorisme.
Ketua FKPT Sumsel Uzirman Irwandi di Palembang, Kamis (8/10) mengatakan, dialog publik mengenai faham radikal terorisme diupayakan digelar secara rutin. Sehingga bisa lebih banyak lagi tokoh agama yang bisa berpartisipasi membantu memerangi terorisme yang dapat mengakibatkan keresahan dalam masyarakat, menimbulkan korban jiwa dan harta benda orang-orang yang tidak berdosa.
Dalam dialog publik yang kedua pada 2015 ini, FKPT mengundang 220 tokoh lintas agama. Baik tokoh agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu maupun Budha. Dia menjelaskan, tokoh agama yang mengikuti dialog tersebut diharapkan dapat memberi pesan dan penjelasan mengenai bahaya faham radikal terorisme kepada masyarakat dalam setiap acara keagamaan di rumah ibadah atau dalam suatu perkumpulan tertentu.
Menurutnya, pesan yang disampaikan tokoh agama biasanya cukup efektif. Karena mereka dijadikan panutan masyarakat dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
"Dengan pesan-pesan yang menyejukkan dan mampu membuka wawasan mengenai bahaya faham radikal terorisme, diharapkan setiap keluarga dapat mencegah masing-masing anggota keluarganya dari faham tersebut," ujarnya.
Dalam kegiatan dialog publik itu, FKPT Sumsel menghadirkan narasumber Ali Fauzi yang merupakan adik terpidana mati kasus terorisme (Alm) Amrozi. Selain itu juga menghadirkan narasumber lainnya yakni Prof Jalaludin dari UIN Raden Fatah Palembang, Mal'an Abdullah mantan Kakanwil Kemenag Sumsel, dan Prof Iskandar dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.